TopCareerID

Meski Dihantam BA.4 dan BA.5, Kenaikan Kasus di RI Relatif Lebih Rendah

virus corona sub varian omicron

Topcareer.id – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia lebih baik dalam menghadapi gelombang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dibandingkan dengan sejumlah negara di kawasan Eropa, Amerika, dan negara Asia lainnya.

Menkes Budi menambahkan, hal ini lantaran tingkat disiplin terhadap protokol kesehatan dan vaksinasi yang lebih baik.

“Indonesia relatif jauh lebih baik dengan populasi yang sangat banyak menghadapi gelombang BA.4 dan BA.5 ini karena relatif para masyarakat Indonesia itu lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan juga dalam melaksanakan vaksinasi,” ujar Menkes dalam keterangan pers, Senin (047/2022).

Menurut Budi, kenaikan kasus di Tanah Air relatif rendah meskipun subvarian BA.4 dan BA.5 telah mendominasi, mencapai lebih dari 80 persen dari varian yang diuji genome sequencing.

Budi menambahkan, berdasarkan pengamatan pada gelombang varian Delta dan Omicron penurunan kasus akan terjadi saat dominasi varian mencapai hampir 100 persen.

Baca juga: Dorong Ekonomi Kreatif, Wamenaker Luncurkan SKKNI Bidang Keahlian Pengembangan Video Game

“Sekarang kita juga melihat walaupun kasusnya naik tapi pelandaian mulai terjadi, baik di Jakarta maupun di Indonesia,” imbuhnya.

Jumlah kasus yang jauh lebih rendah dari puncak gelombang sebelumnya, kata Menkes, dipicu oleh tingginya kadar antibodi masyarakat.

“Sero survei terakhir di bulan Maret menunjukkan antibodi kita masih tinggi. Jadi kalau Desember kita Sero survei antibodinya sekitar 400-an, 500-an itu sudah dimiliki oleh 88 persen populasi. Di bulan Maret kemarin kita Sero survei 99 persen populasi sudah memiliki antibodi di level 3.000–4.000-an, jadi jauh lebih tinggi,” ujarnya.

Menkes menyampaikan, dalam waktu dekat pihaknya akan kembali melakukan sero survei yang dapat dijadikan dasar pengambilan kebijakan terkait protokol kesehatan dan vaksinasi.

“Diharapkan dalam sebulan hasilnya sudah bisa keluar sehingga kita bisa mengambil kebijakan yang tepat mengenai protokol kesehatan dan juga vaksinasi,” ujarnya.

Exit mobile version