Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Kartu Prakerja, Akselerator Inklusi Keuangan Indonesia

Kartu Pra Kerja. (dok. Harian Rakyat Online)

Model ini ditandai dengan adanya pilihan rekening dan penyedia jasa, pemberian informasi yang transparan, dan pemanfaatan infrastruktur verifikasi identitas, serta pembayaran yang sudah ada.
 
Model G2P semacam ini oleh TNP2K-Bank Dunia disebut model generasi ketiga atau G2P 3.0. Ini adalah model paling maju saat ini. Generasi pertama atau G2P 1.0 adalah model penyaluran bantuan secara tunai. Generasi kedua atau G2P 2.0 sudah menggunakan penyaluran secara digital, tetapi tak ada pilihan bagi pengguna.
 
“Lebih menarik lagi, meski inklusi keuangan sudah digencarkan sejak 2016 di Indonesia, survei Manajemen Pelaksana yang diikuti 11 juta penerima Kartu Prakerja menunjukkan 28 persen penerima baru pertama kali membuka rekening bank atau dompet elektronik,” jelasnya.
 
Lebih jauh, studi TNP2K-Bank Dunia mengungkap 49,8 persen penerima Kartu Prakerja 2020 baru pertama kali membuka rekening dompet elektronik dan 9.7 persen baru pertama kali membuka rekening bank.
 
Meski banyak pengguna baru, 96,4 persen penerima puas dengan metode nontunai di Program Kartu Prakerja karena banyak pilihan, praktis, transparan, dan tidak ada potongan.
 
Banyaknya pemilik rekening baru ini tidak otomatis membuat target inklusi keuangan mudah dicapai. Pemanfaatan lebih lanjut dari rekening baru harus diupayakan. Bank Dunia dalam laporan Global Findex 2021 yang dirilis kemarin (29/6) mengumumkan persentase orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening cuma naik tipis dari 48,86 persen di 2017 ke 51,76 persen di 2021; sementara rata-rata negara berkembang 71 persen di 2021.
 
Masih soal utilisasi rekening ini, studi TNP2K-Bank Dunia menunjukkan bahwa pemegang akun dompet elektronik lebih banyak yang tidak menghabiskan uang di rekeningnya daripada pemegang akun bank. Agar lebih banyak lagi pengguna dompet elektronik yang tidak menarik tunai semua uangnya, ekosistem digital harus diperbanyak agar masyarakat tidak perlu tarik tunai untuk melakukan berbagai pembayaran.
 
Terkait ini, kehadiran QRIS yang diinisiasi Bank Indonesia di banyak outlet, ataupun e-commerce dan platform digital yang terintegrasi dengan bank dan tekfin menjadi katalisator layanan keuangan digital yang lebih luas. Orang jadi bisa membayar barang dan jasa, seperti makanan, listrik, PDAM, pulsa, transportasi, dan transfer secara digital.
 
Dengan sudah terverifikasinya identitas penerima Kartu Prakerja, bank atau tekfin dapat menyediakan layanan keuangan lain, seperti produk tabungan, asuransi, dan pinjaman yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima—termasuk bagi mereka yang ada di lapis ekonomi bawah.
 
“Jika ini terjadi, dampak positif inklusi keuangan pada pertumbuhan ekonomi, penurunan kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan bukan lagi angan-angan,” kata dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada itu.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply