Topcareer.id – Sri Lanka telah menyatakan negaranya mengalami kebangkrutan, menurut pengumuman dari perdana menterinya, Ranil Wickremesinghe.
Pada hari Selasa (5/7), Wickremesinghe mengatakan kepada parlemen Sri Lanka bahwa negara itu tidak hanya bangkrut tetapi juga tidak memiliki bahan bakar yang tersisa.
Pegawai pemerintah telah mendapat pemberitahuan untuk tinggal di rumah karena tidak tersedianya bahan bakar.
Inflasi melonjak 54,6% dalam setahun dan perkiraan akan segera mencapai 60% dan juga biaya transportasi naik 128% hanya dalam satu bulan, menurut Bloomberg.
Sri Lanka telah menghadapi salah satu krisis ekonomi yang paling mengerikan hingga saat ini.
Pada titik ini, warga sipil sedang berjuang untuk mendapatkan kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan.
Negara-negara di seluruh dunia telah mengirimkan bantuan keuangan untuk membantu mengatasi masalah ini.
Pada KTT G7 bulan Juni lalu, AS menjanjikan US$20 juta untuk membantu Sri Lanka dalam memperjuangkan ketahanan pangan.
Bantuan ini datang di luar jumlah yang disumbangkan pleh AS sebelumnya sebesar US $ 12 juta.
Baca juga: 90 Tahun Berdiri , Brand Kosmetik Revlon Bangkrut
Terlepas dari bantuan global, mimpi buruk bagi Sri Lanka masih jauh dari kata selesai.
Perdana Menteri Wickremesinghe mengatakan bahwa negara itu berpartisipasi dalam negosiasi sebagai negara bangkrut, dan hal yang lebih buruk belum datang.**(Feb)
