TopCareerID

5 Kepribadian Kerja yang Bermula dari Kecemasan (Bagian 1)

Topcareer.id – Kekhawatiran kerja bisa timbul kapan saja dan itu berujung pada kecemasan dan stress kerja. Beberapa kepribadian kerja bermula dari kecemasan dan stress kerja yang kemudian bisa jadi bencana yang mengancam.

“Inti dari setiap kecemasan adalah ketakutan,” kata Tanisha Ranger, seorang psikolog klinis yang berbasis di Nevada, dikutip dari laman HuffPost.

Langkah pertama untuk mengatasi kekhawatiran adalah mengidentifikasi dari mana asalnya dan lihat ciri kepribadian mana yang sesuai denganmu yang berakar dari kecemasan.

1. Perfeksionisme

Menjadi perfeksionis adalah jawaban populer yang diberikan kandidat ketika ditanya tentang kelemahan terbesar mereka dalam wawancara kerja, karena memiliki harapan yang tinggi terhadap diri sendiri dan orang lain, umumnya dipandang sebagai sifat yang dapat diterima.

Tetapi menjadi perfeksionis sebenarnya adalah bentuk kecemasan. Nikki Lacherza-Drew, seorang psikolog berlisensi, mengatakan bahwa itu adalah sifat yang diasosiasikan kebanyakan orang dengan kecemasan.

“Proyek kerja besar yang seharusnya menjadi proyek tim mungkin berubah menjadi proyek solo bagi orang yang memiliki sifat ini karena semuanya harus berjalan sesuai keinginan mereka karena mereka percaya jalan mereka adalah cara terbaik,” kata Nikki dalam laman HuffPost.

Baca juga: 5 Cara Bertahan Di Tempat Kerja Yang Toxic

Kenyataannya, membuat semua orang naik ke standarmu yang sangat tinggi akan membuatmu dan semua orang sengsara. Jika kamu yakin bahwa kamu adalah seorang perfeksionis, cobalah berlatih mengasihani diri sendiri dan pertimbangkan untuk mengevaluasi kembali standarmu yang tidak mungkin menjadi “cukup baik”.

2. People pleasing (menyenangkan orang)

Menjadi orang yang selalu setuju untuk membantu dapat membuatmu disukai di kantor, tetapi ada titik kritis di mana menjadi pemain tim dapat mulai lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.

Shannon Garcia, seorang psikoterapis di States of Wellness Counseling di Illinois dan Wisconsin mengatakan, jika kamu memperhatikan bahwa kamu mengatakan ya bahkan ketika kamu tidak punya waktu atau energi, kamu adalah people pleasing yang mengorbankan terlalu banyak kesejahteraanmu untuk pekerjaanmu.

“Menyenangkan orang adalah bentuk kecemasan karena datang dari kekhawatiran tentang apa yang akan dipikirkan, dikatakan, atau dilakukan orang lain,” kata Gracia.

Agar tidak terlalu menyenangkan orang lain, tetapkan batasan waktumu dan putuskan apakah keinginanmu untuk mengatakan ya berasal dari keinginan tulus untuk membantu rekan kerja.

Berlatihlah mengatakan “Saya harus memeriksa jadwal saya” atau “Biarkan saya menghubungi Anda kembali” alih-alih secara impulsif langsung menyetujui permintaan rekan kerja.

Exit mobile version