Topcareer.id – Hasil dari Financial Fitness Index 2022, anak muda yang memiliki produk investasi seperti reksadana, saham, cyptocurrency, bertambah menjadi 9% di tahun ini. Sayangnya, secara umum, 78% menyatakan mereka tidak sepenuhnya memahami resiko dan manfaat dari produk investasi.
“Mereka cenderung berinvestasi karena mengikuti tren di masyarakat dan menganggap investasi adalah cara cepat untuk mendapatkan keuntungan yang besar,” kata Inggit Primadevi, Director Consumer Insights di NielsenIQ Indonesia dalam siaran pers, Senin (16/8/2022).
Menurut hasil survei tersebut menunjukkan sebanyak 42% generasi muda Indonesia merasa percaya diri bahwa perencanaan finansial mereka saat ini akan memberikan kesuksesan finansial di masa depan.
Sayangnya, terdapat perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dengan apa yang sebenarnya dilakukan. OCBC NISP Financial Fitness Index 2022 merupakan riset tahun ke-2 setelah riset sebelumnya dirilis pada Agustus 2021.
Hal tersebut dibuktikan dengan 80% dari mereka tidak melakukan pencatatan anggaran, dan hanya 26% yang memiliki dana darurat. Bahkan, hanya 9% dari generasi muda yang telah memiliki produk investasi seperti reksadana, saham, dan tabungan berjangka.
Tambahan lagi, hanya 17% yang sudah memiliki pendapatan pasif, 8% yang menggunakan uang sesuai anggaran dan hanya 22% yang benar-benar paham mengenai produk investasi yang mereka miliki.
“Sedikitnya generasi muda yang menabung dan berinvestasi secara terstruktur merupakan kondisi yang mengkhawatirkan, sebab memiliki kesadaran saja tidak cukup untuk mencapai aspirasi keuangan,” kata Chinni Yanti Tjhin, Retail Proposition Division Head Bank OCBC NISP.
“Di usia produktif, saatnya kita memikirkan bagaimana agar uang bekerja untuk diri kita (how money can works for us),” ujarnya.
Baca juga: PPKM Level 1 Diberlakukan, Ini Aturan Yang Kamu Perlu Tahu!
Salah satu caranya, kata dia, adalah dengan segera mengambil sikap dengan mulai mengubah cara menabung dan berinvestasi sehingga kita dapat mewujudkan hal yang diimpikan dalam 5-10 tahun ke depan, seperti membeli rumah dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak.
Secara keseluruhan, Financial Fitness Index 2022 menunjukkan bahwa skor Financial Fitness Indonesia naik menjadi 40.06 di tahun 2022, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 37.72.
Meskipun demikian, sebanyak 76% masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan keuangan yang perlu dibenahi, seperti mengeluarkan uang demi mengikuti gaya hidup teman.
“Konsep transformasi menabung dan investasi tidak sekadar menyimpan uang, tetapi bagaimana kita mendapatkan imbal hasil yang lebih optimal melalui pemilihan produk yang sesuai dengan pengetahuan (risk appetite), profil risiko, dan jangka waktu investasi. Tentunya, tanpa terlupakan, kita juga perlu mempertimbangkan keabsahan lembaga keuangan yang harus diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ungkap Chinni.
“Seiring dengan menjelang momen kemerdekaan Indonesia yang ke-77, kami ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia khususnya generasi muda saat ini untuk #BangkitSehatFinansial dengan menerapkan cara menabung dengan tepat. Sehingga, tidak hanya sekadar melihat dan mengejar jumlah keuntungan secara instan,” jelas dia.