TopCareerID

Survei: Banyak Karyawan merasa Terlalu Banyak Bekerja

Ilustrasi burnout. Sumber foto: gettyimages

Topcareer.Id – Hampir sepertiga karyawan di Amerika Serikat terlalu banyak bekerja, atau kewalahan, oleh pekerjaan mereka. Ini adalah hasil survei dari Families and Work Institute, sebuah organisasi nirlaba yang melihat perubahan sifat pekerjaan dan kehidupan keluarga.

Penulis penelitian, Feeling Overworked: When Work Becomes Too Much, adalah Ellen Galinsky, Stacy S. Kim, dan James T. Bond. Penelitian itu didukung oleh PricewaterhouseCoopers.

Para penulis mendefinisikan perasaan terlalu banyak bekerja sebagai “keadaan psikologis yang berpotensi mempengaruhi sikap, perilaku, hubungan sosial, dan kesehatan baik di dalam maupun di luar pekerjaan.”

Studi ini melihat sampel yang representatif dari 1.003 orang dewasa (18 tahun ke atas) dari seluruh negeri yang memenuhi dua kriteria. Setiap subjek harus bekerja untuk mendapatkan uang dan tidak dapat berwiraswasta dalam pekerjaan utama mereka (atau satu-satunya).

Baca juga: Pentingnya Prinsip Perlindungan Tenaga Kerja yang Lebih Adaptif di Tengah Perkembangan Zaman

Mengutip The Balance Careers, untuk mendapatkan informasi yang mendukung, survei juga memuat pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Berikut adalah tanggapannya:

Hasil penelitian memang tidak mengejutkan. Dan jika kamu adalah salah satunya, mungkin hasil survei ini bisa menawarkan kenyamanan, setidaknya sebuah perasaan kalau kamu tidak sendirian.

Efek Terlalu Banyak Bekerja
Ketika karyawan merasa terlalu banyak bekerja, perlahan-lahan akan merugikan semua orang. Termasuk pekerja dan majikan.

Menurut penelitian, karyawan yang merasa terlalu banyak bekerja lebih mungkin melaporkan membuat kesalahan di tempat kerja; merasa marah terhadap majikan mereka karena mengharapkan mereka melakukan begitu banyak; membenci rekan kerja yang tidak bekerja sekeras yang mereka lakukan; hingga mencari pekerjaan baru dengan yang lain.

Studi ini juga menemukan bahwa mereka mengalami lebih banyak konflik kehidupan kerja; merasa kurang berhasil dalam hubungan dengan pasangan atau pasangan, anak-anak, dan teman-teman mereka; lebih cenderung mengabaikan diri mereka sendiri; lebih mungkin kehilangan tidur karena pekerjaan; dan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan kemampuan yang lebih buruk untuk mengatasi peristiwa kehidupan sehari-hari.

Menghadapi hal ini, pemberi kerja harus turun tangan membantu menyelesaikan masalah apa pun, yang menyebabkan karyawan mereka merasa terlalu banyak bekerja.

Exit mobile version