Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Wednesday, April 24, 2024
redaksi@topcareer.id
Covid-19

Long COVID Terkait Dengan Naiknya Angka Kasus Bunuh Diri, Ilmuwan Memperingatkan

aturan baru PPKM di mana kegiatan masyarakat rata-rata dengan kapasitas 100 persen.Ilustrasi. Pixabay

Topcareer.id – Memang belum ada ada data resmi tentang frekuensi bunuh diri di antara para penderita long COVID. Namun, beberapa ilmuwan dari organisasi termasuk Institut Kesehatan Nasional AS dan badan pengumpulan data Inggris mulai mempelajari hubungan potensial menyusul bukti peningkatan kasus depresi dan pemikiran bunuh diri di antara orang-orang yang terkena long COVID.

Long COVID adalah kondisi medis kompleks yang sulit didiagnosis karena memiliki lebih dari 200 gejala.

Beberapa di antaranya dapat menyerupai penyakit lain, mulai dari kelelahan dan gangguan kognitif hingga nyeri, demam, dan jantung berdebar, menurut WHO.

“Saya yakin long COVID bisa terkait dengan pikiran untuk bunuh diri, upaya bunuh diri, rencana bunuh diri dan risiko kematian akibat bunuh diri. Kami hanya tidak memiliki data epidemiologis,” kata Leo Sher, seorang psikiater di Mount Sinai Health System di New York, AS yang mempelajari gangguan mood dan perilaku bunuh diri para penderita long COVID.

Di antara pertanyaan kunci yang sekarang sedang diperiksa oleh para peneliti: apakah risiko bunuh diri berpotensi meningkat di antara pasien long COVID karena virus mengubah biologi otak?

Sher mengatakan gangguan nyeri non stop secara umum adalah prediktor yang sangat kuat untuk bunuh diri, seperti halnya peradangan di otak, dan beberapa penelitian telah dikaitkan dengan long COVID.

“Kita harus menganggap ini dengan serius,” tambahnya.

Baca juga: Studi: Long Covid Bisa Sebabkan Disfungsi Seksual hingga Kabut Otak

Analisis untuk Reuters yang dilakukan oleh perusahaan data kesehatan Truveta yang berbasis di Seattle menunjukkan bahwa pasien dengan long COVID hampir dua kali lebih mungkin untuk menerima resep antidepresan pertamanya dalam 90 hari dari diagnosis long COVID awal mereka, dibandingkan dengan orang yang didiagnosis dengan COVID biasa.

Analisis ini didasarkan pada data dari 20 sistem rumah sakit utama AS, termasuk lebih dari 1,3 juta orang dewasa dengan diagnosis COVID biasa dan 19.000 dengan diagnosis long COVID antara Mei 2020 hingga Juli 2022.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply