TopCareerID

Deretan Startup Indonesia Yang Bangkrut

Topcareer.id – Belum lama ini pada 5 Oktober 2022 perusahaan startup e-commerce di bidang furnitur Fabelio resmi pailit.

Sayangnya fenomena start-up yang mengalami kehancuran juga terjadi pada beberapa perusahaan rintisan asal Indonesia lainnya.

Ratusan karyawan perusahaan rintisan ini pun terpaksa mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Selain Fabelio, berikut ini beberapa perusahaan rintisan baru Indonesia yang mengalami nasib serupa.

Sorabel
Start-up ini telah menutup layanannya Juni 2020 lalu akibat tak kuat menghadapi hempasan pandemi Covid-19.

Produk Sorabel menyasar masyarakat kalangan menengah ke bawah yang juga terdampak pandemi, sehingga penjualan merosot drastis.

Semua channel Sorabel seperti website hingga sosial media pernah disetop oleh PT Sale Stock Indonesia.

Saat ini label Sorabel aktif kembali setelah diakuisi oleh PT Berrybenka.

iFlix
Platform Video on Demand ini sempat meroket selama pandemi Covid-19, namun sayangnya iFlix justru apes dalam persaingan.

iFlix kalah bersaing dengan platform serupa dan akhirnya terpaksa menutup layanannya sebelum akhirnya diakuisisi oleh Tencent pada 2020 silam.

Airy Rooms
Start-up bidang perhotelan ini terpaksa tutup pada Mei 2020 lalu.

Tak beda dengan Sorabel, Airy juga mengalami keterpurukan akibat hempasan badai pandemi covid-19.

Akibat pergerakan aktivitas masyarakat dibatasi secara ketat, pendapatan Airy jeblok dan tidak bisa lagi bertahan.

Baca juga: Bill Gates Suntik Dana Besar untuk Startup AC Ramah Lingkungan

Uang Teman
Start-up yang bergerak di bidang fintech, Uang Teman selain bangkrut dan harus menutup layanannya, sempat terlibat konflik karena izinnya dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Uang Teman lalu mengajukan gugatan ke Dewan Komisioner OJK.

Setelah bangkrut, Uang Teman dikabarkan belum membayarkan gaji karyawannya sejak tahun 2020 lalu.

Stoqo
Perusahaan rintisan Stoqo telah berhenti beroperasi per April 2020.

Model operasional perusahaan Stoqo adalah Business to Business (B2B) yang menyediakan kebutuhan sayuran.

Stoqo tak mampu bertahan dalam persaingan dari perusahaan serupa dengan nama besar seperti Happy Fresh, Sayurbox, hingga Segari.**(Feb)

Exit mobile version