TopCareerID

Penyebab Demotivasi Karyawan yang HR Perlu Tahu, dan Cara Atasinya

Sumber foto: conferencecall.co.uk

Sumber foto: conferencecall.co.uk

Topcareer.Id – Motivasi karyawan adalah salah satu faktor penting dalam hal produktivitas. Jika kamu bekerja sebagai manajer HR, mengelola motivasi karyawan, adalah tugas yang tidak boleh diabaikan.

Beberapa kondisi di lingkungan kerja dapat membuat demotivasi atau penurunan motivasi pada karyawan.

Berikut beberapa penyebabnya, dan cara mengatasinya.

Pembayaran Rendah atau Tidak Adil
Meski kamu sudah membayar semua karyawan di atas harga pasar, demotivasi akan tetap terjadi jika struktur gaji kamu tidak adil.

Sebagai contoh, jika Mark dan Tom melakukan pekerjaan yang serupa, keduanya pasti beranggapan jika gaji mereka pun harus serupa. Kalau ada perbedaan, kamu harus dapat dengan jelas mengartikulasikan alasannya. Semisal, Mark menghasilkan lebih banyak uang, karena dia memiliki pengalaman tambahan dan peringkat kinerja yang lebih tinggi.

Bagaimana HR dapat memperbaiki masalah ini: Jalankan audit gaji. Lakukan ini secara teratur. Setiap kali mempekerjakan atau mempromosikan seseorang secara internal, lihat gaji dan pastikan jumlahnya terlihat setara dan adil. Awasi tarif pasar gaji, bahkan jika kamu tidak memiliki pergantian karyawan.

Tukang Bully di Tempat Kerja
Kehadiran tukang bully atau pengganggu di perusahaan dapat membuat beberapa karyawan kehilangan semangat mereka untuk bekerja. Ini bisa terjadi, bahkan jika pekerjaan mereka sebenarnya memuaskan, dan persis dengan apa yang mereka impikan.

Yang perlu kamu tahu, penindas bisa ada di level mana pun, dan memusuhi level mana pun. Sebagai contoh Bos bisa takut dengan anak magang, sama seperti anak magang yang takut kepada bos mereka. Intimidasi seperti ini juga tidak mengenal gender.

Bagaimana HR dapat memperbaiki masalah ini: Bullying atau intimidasi sama sekali tidak boleh ditoleransi. Kamu perlu membuat dan menerapkan kebijakan penindasan di mana tidak seorang pun boleh mengejek, melecehkan, atau secara umum membuat hidup orang lain sengsara.

HR harus melakukan banyak pekerjaan untuk mengatasi intimidasi dan menghentikannya, lagipula, biasanya para pengganggu telah menyempurnakan keahlian mereka dalam membully sejak sekolah dasar. Jadi jangan biarkan kehadiran satu orang menurunkan motivasi banyak orang.

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Keuntungan Bekerja Sebagai Sales

Disorganisasi
Jika satu karyawan tenggelam dalam pekerjaan, sementara yang lain sibuk menghabiskan setengah hari di YouTube, ini adalah tanda yang berbahaya. Karyawan kedua bisa jadi seorang pemalas, tetapi perbedaan itu mungkin muncul akibat disorganisasi, dan alur kerja yang tidak efektif.

Bagaimana HR dapat memperbaiki masalah ini: Disorganisasi adalah masalah yang sangat rumit, karena memiliki penyebab mendasar yang tidak terbatas.

Seorang manajer yang tercerai-berai mungkin memerlukan asisten administrasi yang sangat baik, untuk tetap berada di jalurnya. Atau, jika alur kerja dicadangkan dan mengakibatkan kekacauan yang tidak teratur antar departemen, kamu mungkin harus mengerjakan ulang cara departemen berinteraksi satu sama lain.

Kunci untuk memecahkan disorganisasi sebagai masalah demotivasi karyawan, adalah melihat disorganisasi sebagai masalah dan berupaya memperbaikinya. Ingatlah untuk bertanya kepada orang-orang yang terkena dampak langsung dari masalah, karena mereka mungkin memiliki wawasan terbaik tentang cara memperbaiki masalah.

Aturan Kerja yang Ketat
Beberapa organisasi, tentu saja, perlu memiliki aturan yang ketat. Jika kamu bekerja dengan bahan kimia berbahaya, misalnya, setiap karyawan harus mengikuti setiap protokol dengan tepat. Namun, dalam situasi lain, ekspektasi dan aturan khusus tidak diperlukan.

Bagaimana HR dapat memperbaiki masalah ini: Karyawan saat ini menginginkan fleksibilitas. Mereka tahu jadwal fleksibel tersedia di perusahaan lain, jadi kamu perlu menawarkannya juga jika kamu ingin mempertahankan karyawan terbaik Anda.

Lihatlah upaya dan perhatian yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, dan HR perlu melatih manajer untuk menyediakan fleksibilitas daripada default ke aturan dasar yang kaku dan memberatkan.

Ketahuilah jika Karyawan ingin menyukai pekerjaan mereka, dan kamu ingin karyawan kamu menyukai pekerjaannya.

Ketika kamu bekerja untuk memenuhi harapan ini, kamu akan memiliki karyawan yang termotivasi. Tapi jika gagal, jangan heran jika kamu menemukan demotivasi karyawan yang merajalela.

Exit mobile version