TopCareerID

Cahaya LED Biru Diklaim Mampu Turunkan Angka Bunuh Diri di Jepang

Ilustrasi cahaya biru. Sumber foto: Michael/Pixabay

Ilustrasi cahaya biru. Sumber foto: Michael/Pixabay

Topcareer.id – Di Jepang, berbagai perusahaan kereta api memasang lampu LED biru di stasiun untuk mencegah bunuh diri.

Hal ini memang tampak aneh, tetapi mereka memiliki alasan untuk percaya bahwa cahaya biru benar-benar berhasil menekan angka bunuh diri.

Sebuah makalah ilmiah yang terbit pada tahun 2013 mengklaim bahwa cahaya biru di stasiun mengurangi tingkat bunuh diri hingga 84%.

Sejak makalah ini rilis, banyak negara lain di dunia telah mengadopsi langkah-langkah serupa, tetapi apakah hasilnya benar-benar seperti yang terlihat?

Seberapa efektifkah cahaya biru sederhana dalam hal mencegah kematian yang tidak perlu?

Trik ini terkenal sebagai teknik “dorongan” yang merupakan cara halus dan pasif untuk memengaruhi perilaku orang.

Area yang terang dengan cahaya biru dikatakan membantu meringankan perasaan stres psikologis dan memberi watak yang lebih tenang.

Michiko Ueda, yang melakukan penelitian di Universitas Waseda, mempelajari apa yang mungkin memengaruhi tingkat bunuh diri di Jepang.

Awalnya ia skeptis ketika dia mendengar perusahaan kereta api menyatakan warna biru menyebabkan penurunan angka bunuh diri yang drastic.

Ueda kemudian melanjutkan untuk menganalisis data selama satu dekade tentang lusinan kasus bunuh diri di seluruh stasiun kereta di Jepang.

Dan ia memang menemukan ada bukti efek yang besar, dengan penurunan angka bunuh diri sebesar 84%.

Angka ini kemudian tersebar beritanya secara luas oleh media, dan menyebabkan kebingungan tentang metode tersebut.

Baca juga: Penghinaan Kecil di Tempat Kerja Bisa Picu Pikiran Bunuh Diri

Namun, Masao Ichikawa di Universitas Tsukuba memutuskan untuk melihat data secara lebih mendalam.

Ia merasa perlu membedakan antara malam dan siang di stasiun kereta, karena cahaya biru kemungkinan tidak berpengaruh pada siang hari.

Dia menanggapi dengan menerbitkan makalahnya sendiri untuk menunjukkan bahwa cahaya biru bukanlah keajaiban dan bahwa ada metode yang lebih efektif.

Meskipun terapi cahaya sekarang sudah mapan dalam kaitannya dengan Gangguan Afektif Musiman, namun masih banyak yang belum mengetahui apakah terapi tersebut memiliki efek mencegah bunuh diri.

Bahkan Michiko Ueda meskipun memublikasikan data tentang cahaya biru di stasiun, tetap merekomendasikan orang untuk terus mencoba berbagai opsi.

“Saya benar-benar tidak ingin orang berpikir bahwa cahaya biru adalah mutlak solusinya. Orang harus menggunakan berbagai ukuran. Pintu kasa platform mungkin yang paling efektif,” tuturnya.**(Feb)

Exit mobile version