Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

3 Pelajaran Kepemimpinan yang bisa Dipelajari dari Elon Musk

elon muskElon Musk. Dok/The Verge

Topcareer.Id – Pada April 2018, CEO Tesla Elon Musk mengirimi karyawannya email panjang yang memaparkan sejumlah perubahan yang mencakup “rekomendasi produktivitas” sehubungan dengan penghentian produksi Model 3 yang mendapat sorotan media yang cukup besar.

Email itu bocor ke publik dan menyertakan “peringatan” yang patut diperhatikan semua manajer di seluruh dunia.

Berikut ini beberapa pelajaran penting tentang kepemimpinan Elon Musk:

Elon Musk menyebut, komunikasi harus berjalan melalui jalur terpendek yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, bukan melalui “rantai komando.”

“Manajer mana pun yang mencoba menegakkan komunikasi rantai komando akan segera dipecat,” kata Elon Musk ketika berusaha menyelesaikan masalah komunikasi yang terjadi.

Solusi sederhana
Musk prihatin dengan masalah berkelanjutan yang dihadapi begitu banyak perusahaan saat ini, yakni komunikasi yang buruk antara orang, fungsi, dan departemen yang memperlambat segalanya.

Solusi sederhananya adalah membiarkan arus informasi mengalir bebas ke segala arah, di antara semua tingkatan, terlepas dari status atau posisi kamu.

Jika sesuatu perlu dikomunikasikan dengan cara yang akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, ia harus menempuh jarak terpendek.

Musk menambahkan, “Jika, untuk menyelesaikan sesuatu antar departemen, seorang kontributor individu harus berbicara dengan manajer mereka yang nantinya akan berbicara dengan seorang direktur lalu berlanjut untuk berbicara dengan seorang VP, dengan birokrasi sepanjang ini maka hal-hal yang sangat bodoh bisa saja terjadi di tengah jalan.”

Menurut Musk, tidak apa-apa bagi orang-orang untuk berbicara secara langsung kepada CEO sekalipun demi segera membuat hal yang benar berjalan.

Baca juga: Bukan Lagi Semi Bansos, Kartu Prakerja Lanjut 2023 dengan Skema yang Berbeda

Bebaskan
Dalam pengetahuan ekonomi, gaya manajemen hierarkis top-down yang mengarahkan lalu lintas satu arah akan runtuh, terutama karena pekerja biasanya tahu lebih banyak daripada manajer mereka tentang bidang spesialisasi mereka sendiri.

Pendekatan yang tepat di sini adalah memberi orang pintar kunci untuk memecahkan masalah mereka sendiri.

Kamu akan menemukan bahwa dalam organisasi berkinerja tinggi yang memberdayakan pengetahuan pekerjanya, maka mereka akan dapat menggunakannya untuk membuat keputusan yang tepat dengan cepat.

Titik awalnya adalah memberdayakan pekerja dengan memberi mereka otonomi untuk membuat keputusan pada saat itu juga.

Pekerja membutuhkan data, wawasan, dan teknologi yang tepat untuk membuat keputusan berkualitas tinggi.
Menempatkan kepercayaan dan kekuatan ini di tangan pekerja dipandang sebagai hal yang penting untuk kefleksibelan dan kesuksesan.

Dimulai dari kepemimpinan
Mempersenjatai pekerja dengan kekuatan untuk membuat keputusan dan bertindak dengan data yang mereka miliki membutuhkan perubahan besar baik dalam proses maupun budaya, dan para pemimpin senior harus mendorong perubahan ini dari atas dengan memberikan dukungan penuh dan memimpin dengan memberi contoh.

Otonomi, atau kemampuan untuk mengontrol apa yang kamu lakukan, kapan kamu melakukannya, dan dengan siapa, adalah salah satu elemen mendasar dari apa yang secara intrinsik memotivasi manusia.

Hal ini nantinya akan mengarah pada kinerja yang lebih baik.

“Otonomi membuat kita berpikir kreatif, yang melahirkan inovasi,” kata Hubert Joly, mantan ketua dan CEO Best Buy.

Inovasi tidak terjadi tanpa kebebasan untuk mencoba ide-ide baru tanpa harus menandatangani lima lapisan manajemen dengan birokrasi yang panjang.

Otonomi juga memotivasi karena lebih memuaskan. Tetapi kamu perlu mengatur lingkungan yang tepat yang mendorong pengambilan keputusan sejauh mungkin sambil mengadopsi cara kerja yang gesit.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply