TopCareerID

Daftar Sifat yang Menghasilkan Kepemimpinan yang Buruk (Bagian 2)

Ilustrasi hindari jawaban "saya tidak tahu" saat berbicara dengan atasan - bos - pimpinan.

Ilustrasi hindari jawaban "saya tidak tahu" saat berbicara dengan atasan - bos - pimpinan. (Dok. iStock)

Topcareer.Id – Kepemimpinan yang dipecah menjadi bentuk yang paling dasar dan praktis, dapat didefinisikan tentang memenuhi kebutuhan orang-orang, dan mengembangkan potensi mereka sepenuhnya.

Ketika karyawan tidak berkembang dan kebutuhan mereka tidak terpenuhi untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik, mereka akan mengalami semangat kerja yang rendah.

Berikut ini lima perilaku yang menunjukkan skill kepemimpinan yang buruk paling umum.

Bagian akhir dari artikel. Baca bagian sebelumnya di sini.

Kurangnya integritas
Ketika keputusan yang meragukan untuk keuntungan finansial atau keuntungan pribadi dibuat dan karyawan tahu, Kamu sudah kalah dalam pertempuran untuk mendapatkan rasa hormat.

Tetapi, jika kamu memimpin dengan memberi contoh dan menunjukkan integritas dalam pengambilan keputusan kamu, itu berarti kamu pemimpin yang baik.

Siapa kamu sebagai pribadi dalam hubungannya dengan orang lain, pada akhirnya akan menentukan tingkat kesuksesanmu.

Baca juga: Saat Meta Hingga Amazon PHK Massal, TikTok Malah Terus Buka Rekrutmen

Mengalah dan tak berani ambil keputusan
Ini juga bukan pertanda yang baik dalam hal kepemimpinan. Rasa suka mengalah akan membawa tim menuju ketidakkepastian terkait arah menuju goals yang ingin diraih.

Tanpa harus jadi otoriter, pemimpin pada dasarnya harus tetap menjadi nahkoda, yang akan membimbing tim. Pada akhirnya, tim boleh memberikan pendapatnya, namun keputusan akhir harus tetap mucul dari hasil pertimbangan sang pemimpin.

Kegagalan untuk memberikan umpan balik yang berkelanjutan
Terlalu sering, tinjauan kinerja tahunan biasa dan prosesnya tidak menghasilkan umpan balik yang positif.
Umumnya, dalam proses ini, manajer akan mengumpulkan pandangan dan perspektif yang membuat karyawan linglung dan bingung, kewalahan, dan dalam beberapa kasus membuat jengkel.

Jika kita ingin karyawan kita berkembang, mengapa kita menunggu satu tahun penuh untuk menawarkan bantuan kepada mereka?

Umpan balik adalah tentang meminta dan menerima saran dan wawasan yang berguna tentang perjalanan berkelanjutan menuju tujuan bersama. Ini tentang membangun hubungan saling percaya dan mengetahui bahwa ada bantuan.

Exit mobile version