TopCareerID

Survei Mercer: Gaji Rata-Rata Karyawan Indonesia akan Naik 6,1% pada 2023

Ilustrasi kenaikan gaji ASN dan pensiunan PNS yang diatur BKN- uang. (Pexels)

Ilustrasi upah (Pexels)

Topcareer.id – Menurut Total Remuneration Survey (TRS) tahunan Mercer 2022, karyawan di Indonesia bisa berharap akan kenaikan gaji rata-rata hingga 6,1% pada 2023, naik dari 5,8% tahun ini. Kenaikan gaji di Indonesia itu terus meningkat sejak mencapai titik terendahnya (5,5%) pada 2021, saat di puncak pandemi.

TRS mensurvei 550 organisasi di tujuh industri di Indonesia antara April dan Juni tahun ini.

Sementara perusahaan di Indonesia secara umum menunjukkan tanda-tanda pemulihan, tapi sayangnya mereka belum bisa kembali ke tingkat tertinggi saat pra-pandemi sebesar 6,9% pada tahun 2019. Proyeksi kenaikan gaji di Indonesia berada di atas rata-rata Asia Pasifik sebesar 4,8%.

Di seluruh Asia, kenaikan gaji rata-rata secara keseluruhan mencerminkan perbedaan dalam perkembangan gaji antara negara berkembang dan negara maju, dengan perkiraan setinggi 9,1% di India hingga 2,2% di Jepang, terendah di kawasan ini.

“Kenaikan gaji secara bertahap kembali ke norma pra-pandemi karena semakin banyak organisasi yang bangkit kembali dari pandemi. Beberapa pengusaha juga menanggapi tingkat inflasi yang lebih tinggi,” kata Market Leader untuk Indonesia, Astrid Suryapranata dalam siaran pers pada Selasa (13/12/2022).

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa hal ini juga sejalan dengan perkiraan pertumbuhan PDB yang lebih tinggi di Indonesia tahun ini.

“Namun, akan memakan waktu lebih lama bagi perusahaan untuk meningkatkan kecepatan mengingat dampak luas dari kenaikan tingkat inflasi,” ujarnya.

Di seluruh industri yang disurvei, Emerging Tech memproyeksikan kenaikan gaji tertinggi sebesar 8,2%, diikuti oleh High Tech (6,9%) dan Life Sciences (6,4%).

Baca juga: Tips Hindari Risiko Kerugian Saat Gunakan Layanan Fintech

Pada saat yang sama, Emerging Tech dan High Tech juga merupakan dua dari sedikit industri yang memperkirakan kenaikan gaji yang lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perlambatan investasi di perusahaan teknologi baru dan perubahan perilaku konsumen online di pos -lingkungan pandemi.

Dalam hal kenaikan gaji dibandingkan tahun sebelumnya, industri Pertambangan & Jasa Pertambangan (6,3%, naik dari 5,7%) dan Barang Konsumsi (6,1%, naik dari 5,7%) diperkirakan akan mengalami pertumbuhan tertinggi di antara semua sektor yang disurvei.

Pembayaran bonus tahun ini juga akan mengalami sedikit peningkatan di sebagian besar industri, kecuali untuk Teknologi Tinggi (18,5%, turun dari 18,9%) dan Jasa Pertambangan & Pertambangan (35,8%, turun dari 47,6%). Namun, pembayaran bonus target terakhir masih yang tertinggi di antara semua industri yang disurvei.

“Meskipun kami telah melihat penurunan dalam proyeksi gaji industri Emerging Tech and High Tech untuk tahun 2023, permintaan untuk layanan mereka akan terus tumbuh. Organisasi dalam sektor ini harus fokus pada kesinambungan biaya ke depannya,” ujar Astrid.

Mining & Mining Services adalah satu-satunya industri yang telah melampaui kenaikan gaji pra-pandemi sebesar 5,7% pada tahun 2019 dalam proyeksinya, dan hal ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditas yang pesat sejak awal tahun 2021.

Exit mobile version