TopCareerID

Olahraga pada Malam Hari, Apa Iya Bahaya?

olahraga ringan

Olahraga 11 menit.

Topcareer.id – Mungkin beberapa di antara kita pernah olahraga malam lantaran kesibukan jam kerja, dan hanya sempat di malam hari. Bahkan, olahraga di malam hari ini sering kita temui sekarang, di antara para pekerja. Tapi, apakah olahraga pada waktu-waktu ini aman dilakukan?

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, Ira Purnamasari mengatakan bahwa olahraga terbaik memang dilakukan di waktu pagi saat tubuh dalam kondisi segar. Akan tetapi, jika memang tidak ada waktu untuk melakukannya di pagi hari, maka olahraga boleh saja dilakukan di malam hari.

Menurut Ira, olahraga boleh dilakukan di malam hari, yang terpenting adalah memilih jenis olahraganya. Olahraga yang boleh dilakukan di malam hari adalah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. Seperti jalan kaki santai, sepeda santai, berenang, yoga, dan latihan peregangan.

“Jadwal terbaik untuk melakukan olahraga di malam hari adalah 90 menit sebelum tidur, karena manfaat yang dapat dirasakan adalah membuat tidur lebih nyenyak, mengurangi stres dan kecemasan,” kata Ira dikutip laman resmi UM Surabaya, Senin (31/7/2023).

Sementara, masih kata Ira, olahraga yang tidak dianjurkan di malam hari adalah olahraga dengan intensitas berat seperti lari cepat, balap sepeda, angkat beban berat, berenang dengan patokan target, sepakbola, tenis, dan olahraga lainnya dengan unsur kompetisi/permainan yang memicu hormon adrenalin keluar secara berlebihan, yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat.

Baca juga: Bahayanya Keseringan Minum Kopi Saset Menurut Dosen FK UMM

“Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang sesuai dengan kemampuan tubuh, dengan memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki, apalagi seseorang dengan usia 50 tahun ke atas yang tidak dianjurkan untuk berolahraga dengan intensitas berat,” jelas Ira.

Ia menambahkan, jika terjadi serangan jantung mendadak saat berolahraga, itu disebabkan karena terlalu diforsirnya tenaga saat berolahraga.

Apalagi sebelumnya belum pernah melakukan olahraga yang menyebabkan fisik tidak siap, dan kurangnya melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai olahraga.

“Serangan jantung mendadak terjadi pada seseorang yang memang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi dan hiperkolesterolemia,”imbuhnya lagi.

Gejala yang muncul saat serangan jantung adalah seseorang mengeluh nyeri dada, mendadak sesak napas, hingga penurunan kesadaran. Hingga harus segera mendapat pertolongan medis.

“Pentingnya memilih olahraga sesuai dengan kemampuan tubuh, dengan tetap memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki, merupakan cara untuk mencegah terjadinya serangan jantung saat berolahraga,” pungkas Ira.

Exit mobile version