Topcareer.id – Perusahaan sains dan teknologi terkemuka, Merck, kembali menyelenggarakan Merck Young Scientist Award (MYSA) 2023. Tahun ini, Merck berkolaborasi dengan Organisasi Riset Ilmu Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (“BRIN”) dan Universitas Gadjah Mada.
Merck Young Scientist Award bertujuan untuk mengajak para ilmuwan muda untuk berdiskusi bersama, berbagi ide, mengembangkan penelitian ilmiah, dan berkolaborasi untuk menciptakan terobosan baru sekaligus juga untuk menghargai dedikasi para ilmuwan dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia.
“Di era yang sudah serba modern, pengetahuan dan inovasi merupakan kunci terciptanya perubahan sosial, pembangunan sosial-ekonomi berkelanjutan, serta mendorong kemajuan global,” kata Presiden Direktur PT Merck Chemicals and Life Sciences, Bruno A. Mateus dalam siaran pers, dikutip Jumat (25/8/2023).
“Sebagai perusahaan sains dan teknologi dengan bisnis Life Science, kami berkolaborasi dengan para ilmuwan sains secara global untuk menghadirkan inovasi yang terdepan,” ujar dia.
Ia melanjutkan, Merck terus berkomitmen mendukung dan mendorong para ilmuwan muda, termasuk yang berada di Indonesia, untuk melakukan riset dan mengembangkan pengobatan inovatif untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di masa kini dan mendatang.
Kualifikasi penelitian mencakup pengembangan produk dan pengetahuan dalam sektor pertanian, kesehatan, dan lingkungan yang telah dikaji dalam uji laboratorium.
Pendaftaran dilakukan secara online pada 9 Agustus 2023 hingga 29 September 2023, dengan mengirimkan proposal penelitian ilmiah ke www.SigmaAldrich.ID/MYSA2023.
Baca juga: Beasiswa Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Rp17 Juta, Cek Syaratnya
Di era data mining dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bidang hayati ini menuntut penguasaan teknologi kunci dalam bidang rekayasa genetika dengan bantuan multidisiplin ilmu lainnya termasuk teknologi digital dan artificial intelligence.
Di sinilah peran talenta-talenta periset muda di Indonesia sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai tantangan khususnya dalam bidang ilmu hayati, kesehatan dan keilmuan terkait.
Iman Hidayat, Kepala Organisasi Riset Ilmu Hayati dan Lingkungan BRIN mengatakan, pemerintah Indonesia melalui BRIN bertekad untuk menciptakan ekosistem riset dan inovasi nasional yang mampu memunculkan, memupuk dan mengembangkan potensi periset-periset muda nasional.
“Untuk bisa memiliki kompetensi yang bisa bersaing secara global dan mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang mampu menjadi pengungkit daya saing industri nasional dan mengakselerasi pembangunan nasional yang berkelanjutan,” imbuh Iman.
MYSA 2023 akan berfokus pada 5 tema besar yaitu penelitian terkait penyakit infeksi (Infectious Diseases), riset tentang kanker (Cancer Research), ilmu kedokteran (Medical Science), proses untuk menemukan kandidat obat baru (Drug discovery), dan sintesis Kimia Industri & Hijau (Industrial & Green Chemical Synthesis).
Masing-masing penelitian harus mengandung salah satu kriteria metode riset yang sudah ditentukan dan dilakukan di Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Tahun ini, kami berfokus pada pengembangan pengobatan inovatif berkelanjutan. Kami percaya bahwa para ilmuan muda memainkan peran kunci dalam memajukan bidang kesehatan dan sains,” tambah Bruno.
Sebab, tambah dia, generasi muda adalah corong utama dalam keberlangsungan penelitian ilmiah, dan kami meyakini bahwa perspektif baru dan pengetahuan yang mereka miliki mampu membentuk masa depan yang lebih cerah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.