Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Prakerja Dorong Peningkatan Skill Tenaga Kerja RI dalam Skala Besar

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto sebut Prakerja dorong peningkatan skill tenaga kerja Indonesia.Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto sebut Prakerja dorong peningkatan skill tenaga kerja Indonesia. (dok. Ekon)

Topcareer.id – Prakerja merupakan program Pemerintah yang mampu memberikan pelatihan dengan skala besar. Dengan manfaat besar itu, Prakerja mampu mendorong peningkatan skill tenaga kerja Indonesia yang nantinya diharap bisa mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Sebelum ada Prakerja, pelatihan dari seluruh K/L hanya berjumlah sekitar 870 ribu orang per tahun. Pada 2045, diproyeksi jumlah tenaga kerja Indonesia akan mencapai 233 juta, dan berdasarkan data dari A.T. Kearney (2023) disebutkan bahwa 50% tenaga kerja Indonesia perlu dilatih.

Hal ini berarti bahwa terdapat sekitar 117 juta tenaga kerja Indonesia, perlu peningkatan skill melalui pelatihan untuk mencapai target tersebut.

Sementara, jumlah penerima manfaat Prakerja hingga saat ini baru mencapai 17,5 juta orang, sehingga jumlah penerima Prakerja saat ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan pelatihan semua tenaga kerja.

“Namun, Prakerja terbukti sebagai initial effort berskala besar, menggunakan mekanisme pasar, dan inklusif. Prakerja berkolaborasi dengan berbagai pihak, pemerintah dan swasta untuk mewujudkan hal ini,” kata Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dikutip dari siaran pers, Kamis (23/11/2023).

Lebih lanjut ia mengatakan, Pemerintah telah mendirikan digital center di KEK Nongsa Batam serta Apple Academy, lalu ada program Kampus Merdeka yang salah satunya bekerja sama dengan IBM Academy yang menawarkan kelas pembelajaran untuk Hybrid Cloud dan Artificial Intelligence (AI).

Baca juga: Tampil Di Busan Festival, Film Pendek Prakerja Dapat Apresiasi Sineas Dunia

“Pemerintah sudah mengeluarkan super deduction tax, karena kami tidak bisa bergerak sendiri, melainkan perlu kerja sama dengan swasta,” ujar Menko Airlangga.

Akan tetapi, pusat pelatihan tersebut mempunyai kapasitas atau kuota yang terbatas, sedangkan kalau melalui Prakerja sudah bisa melatih jutaan secara daring.

Hal itu sejalan untuk merespon tren kerja hybrid, misalkan alumni Prakerja, terutama yang perempuan banyak yang bekerja remote sebagai web designer dan customer service.

Terkait skill-first policies, yang menekankan bahwa pendidikan atau gelar itu penting, namun pengembangan serta peningkatan skill adalah yang utama untuk dapat bekerja dengan baik di tempat kerja.

Prakerja merupakan eksperimen yang berhasil menjawab tiga poin utama terkait kebijakan Pemerintah yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan skill masa depan angkatan kerja Indonesia, yaitu skill-first policies, fokus pada keterampilan bukan gelar atau degree, kemudian mendukung cara kerja hybrid (kombinasi WFO dan WFH), dan mengembangkan keterampilan Artificial Intelligence (AI).

Leave a Reply