TopCareerID

Mengejutkan! Emosi Ini Bisa Bantu Meraih Tujuan Pekerjaan

Emosi yang bisa membantu pekerja meraih tujuan.

Ilustrasi emosi yang bisa membantu pekerja meraih tujuan. (Dok. Texas Construction Recruiters)

Topcareer.id – Studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menguji bagaimana emosi marah atau kemarahan dapat membantu orang mencapai tujuan mereka, termasuk dalam hal pekerjaan, melalui enam percobaan.

Para peneliti menemukan bahwa ketika tantangannya rumit dan sulit, membuat partisipan yang marah membantu mereka mencapai tujuan mereka – lebih dari sekadar perasaan girang, sedih, atau emosi netral.

“Peserta dalam kondisi marah melakukan lebih baik dalam berbagai situasi dalam mencapai tujuan meskipun ada tantangan, dibandingkan dengan kondisi netral dan beberapa keadaan emosional lainnya,” kata penulis utama studi tersebut yang juga professor ilmu psikologi dan otak Universitas A&M Texas, Heather Lench, mengutip laman HuffPost.

“Hal ini termasuk memecahkan teka-teki dengan lebih baik, berbuat curang untuk mendapatkan hadiah, bermain video game yang melibatkan bermain ski di sekitar tiang, dan mengambil tindakan politik dengan memilih atau menandatangani petisi,” lanjut Heather Lench.

Namun, ia menambahkan bahwa kemarahan tidak bisa mengarahkanmu ke hasil yang lebih baik dalam situasi yang cukup mudah dan tidak melibatkan jenis tantangan yang sama.

Mengapa emosi marah dapat membantu mencapai tujuan

Mengapa kemarahan membantu mengatasi teka-teki ingatan yang sulit namun tidak meningkatkan kinerja seseorang ketika menghadapi tugas yang lebih mudah?

Baca juga: Kamu Bisa Tunjukkan Kecerdasan Emosional Saat Interview Kerja, Begini Caranya

“Kami tidak mengetahui secara pasti dalam penelitian ini, namun teorinya adalah bahwa respons yang datang bersamaan dengan kemarahan – seperti perhatian yang terfokus, peningkatan gairah fisiologis, kecenderungan untuk mendekati masalah – sangat membantu dalam situasi yang menantang,” kata Lench.

“Dalam situasi yang mudah, perubahan tersebut cenderung tidak penting untuk dilakukan dengan baik,” ucap dia.

Soraya Chemaly, seorang aktivis dan penulis mengatakan bahwa temuan ini sejalan dengan apa yang dia lihat dalam penelitiannya. Meskipun kemarahan bisa menjadi emosi yang merugikan diri sendiri dan melemahkan tujuan, katanya, kemarahan dapat membantumu melihat segala sesuatunya dengan lebih jelas.

“Hal yang menarik tentang kemarahan adalah bahwa kemarahan merupakan klarifikasi emosi secara kognitif. Saat orang merasa marah, seringkali mereka berpikir secara metodis, strategis, dan cukup jernih, karena kemarahan tidak hanya menyaring emosi yang kompleks, tetapi juga ide-ide yang kompleks,” papar Chemaly.

Dia mengutip penelitian pada bulan September, yang menemukan bahwa kemarahan adalah prediktor emosional terkuat dari orang-orang yang melakukan aktivisme iklim dan mendukung kebijakan, sebagai contoh penggunaan kemarahan.

“Tantangan iklim merupakan tantangan yang sangat rumit. Ada gagasan bahwa semakin sulit tantangannya, semakin besar rintangannya, semakin besar kemarahan Anda.”

Penelitian lain menemukan bahwa memicu emosi marah juga dapat membantu orang lebih cepat dalam memecahkan masalah secara kreatif.

Exit mobile version