TopCareerID

Apakah Konsumsi MSG Sangat Berbahaya? Ini Kata Dosen UMM

Ilustrasi penggunaan MSG erat kaitannya dengan risiko kesehatan di masa depan, apakah memang seberbahaya itu?

Ilustrasi penggunaan MSG erat kaitannya dengan risiko kesehatan di masa depan, apakah memang seberbahaya itu? (Freepik)

Topcareer.id – Efek negatif MSG sejauh ini masih menyumbang kekhawatiran akan risiko kesehatan. Isu yang mendominasi terkait MSG, masih seputar gangguan kesehatan yang berbahaya sehingga lebih sering ragu untuk menggunakannya.

Apakah MSG seberbahaya itu? Dosen Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Nur Lailatul Masruroh menyampaikan bahwa konsumsi MSG tidak berbahaya selama sesuai dengan takaran.

Ia menjelaskan bahwa MSG merupakan garam natrium dari asam glutamate. Ini suatu jenis asam amino yang secara alami ada dalam makanan seperti tomat, keju, dan daging. Untuk pembuatan MSG sendiri biasanya melalui proses ekstraksi sari tetes tebu.

“MSG sebenarnya adalah garam natrium dari asam glutamat, suatu komponen alami yang dapat ditemukan dalam banyak makanan. Namun beberapa orang mungkin mengalami reaksi sensitivitas, ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengeneralisasi MSG sebagai zat berbahaya secara umum,” kata Nur Lailatul dikutip dari laman resmi UMM, Selasa (9/1/2024).

Merujuk dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, takaran harian yang dianggap aman adalah sekitar 2 hingga 2,5 gram MSG per hari.

Itu berarti, kata dia, setara dengan 1/2 hingga 1 sendok teh. Namun tetap penting diingat bahwa takaran harian ini adalah panduan umum, dan toleransi terhadap MSG dapat bervariasi antar individu.

Baca juga: Apa Iya MSG Pada Makanan Punya Efek Samping Kesehatan?

“Banyak studi ilmiah menunjukkan bahwa konsumsi MSG dalam takaran yang wajar tidak menyebabkan efek samping signifikan pada sebagian besar orang. Namun beberapa individu mungkin mengalami reaksi seperti sakit kepala atau nyeri otot. Efek samping ini biasanya bersifat sementara dan tidak terjadi pada semua orang,” papar Nur Lailatul.

Ia menambahkan bahwa jika mengonsumsi MSG terlalu banyak bisa memicu “Chinese Restaurant Syndrome”. Gejala yang biasa muncul pasca konsumsi dapat meliputi sakit kepala, sensasi panas atau keringat berlebihan, nyeri otot atau sendi. Namun, penting untuk dicatat bahwa reaksi ini relatif jarang terjadi.

“Sejauh ini, saya belum menemukan penelitian yg mengkaji secara khusus manfaat MSG bagi kesehatan, kebanyakan riset berfokus pada dampak negatif konsumsi MSG melebihi takaran normal dan jangka panjang,” ujarnya.

Namun, tambah Nur Lailatu, dari efek utama MSG sebagai penyedap rasa sudah jelas bahwa MSG bermanfaat untuk membantu meningkatkan nafsu makan karena rasa makanan menjadi lebih sedap.

Dosen UM Malang itu mengimbau, walau MSG memiliki titik leleh yang tinggi, yaitu 232 derajat celcius, sehingga tidak mudah terurai saat dipanaskan, namun hendaknya masyarakat menghindari hal tersebut. Pemanasan melebihi batas berpotensi menyebabkan terurainya senyawa yang mengandung racun.

Exit mobile version