Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, July 5, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Sejak 2021, Peserta BPJS Ketenagakerjaan PMI Naik Pesat

Ilustrasi lebih dari 30% pekerja di Indonesia telah bergabung BPJS Ketanagakerjaan.Ilustrasi BPJS Ketanagakerjaan.

TopCareer.id – Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan pada Pekerja Migran Indonesia (PMI) meningkat dari 2021 sampai Juni 2024.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo menyebut, jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan PMI di 2024 mencapai 592.392 dari 235.657 di 2021 atau naik 151,38 persen.

“Kita lihat pertumbuhan tertinggi itu ada di tahun 2023 dan 2024,” kata Anggoro dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Hingga Juni 2024, lima negara dengan jumlah peserta Pekerja Migran Indonesia tertinggi ada di Taiwan (36,55 persen), Malaysia (29,73 persen), Hong Kong (11,50 persen), Korea Selatan (4,60 persen), dan Jepang (4,24 persen).

Adapun, total pekerja migran Indonesia aktif yang tercatat di BPJS Ketenagakerjaan di seluruh dunia mencapai 591.932.

Dalam kesempatan yang sama, dipaparkan juga data klaim JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) dan JKM (Jaminan Kematian) pekerja migran sejak 2017 sampai Mei 2024.

Baca Juga: Pemilik UMKM Hingga Freelancer Bisa Ikut Program JHT, Begini Cara Daftarnya

“Sampai dengan posisi hari ini kami sudah membayarkan 2.368 kasus sebesar Rp 55 miliar. Terbesar adalah karena gagal berangkat, kedua adalah pemulangan PMI bermasalah,” kata Anggoro.

Tercatat, PMI gagal berangkat mencapai 658 kasus dengan klaim Rp 6,3 miliar dan pemulangan PMI mencapai 556 kasus dengan nominal Rp 2,8 miliar.

Kasus lainnya terkait klaim JKK dan JKM PMI yang dicatat adalah santunan kematian sebelum dan setelah bekerja (422 kasus), santunan kematian selama bekerja (278 kasus), dan biaya pengobatan akibat kecelakaan kerja (267 kasus).

Leave a Reply