TopCareer.id – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengungkapkan tenaga kerja atau pekerja muda saat ini cocok dengan hubungan kerja yang lebih fleksibel.
Hal ini dikatakan oleh Sekretaris Jenderal Kemenaker Anwar Sanusi, saat menjadi pembicara pada Orientation for New Generation Faculty of Economic and Management Institut Pertanian Bogor (IPB), di Bogor Jawa Barat, Selasa (30/7/2024).
Menurut Anwar, dinamika dunia kerja terkini telah mendorong semakin berkembangnya hubungan kerja yang semakin fleksibel.
“Momentum ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah tenaga kerja muda di Indonesia, yang memiliki karakteristik cocok dengan hubungan kerja yang lebih fleksibel,” kata Anwar, seperti mengutip keterangan tertulis.
Baca Juga: Prakerja Dorong Peningkatan Skill Tenaga Kerja RI dalam Skala Besar
Pekerja muda, kata Anwar, punya kemampuan menggunakan teknologi digital yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya.
“Hal ini menciptakan suatu dinamika antara pekerjaan dan hiburan menjadi tersamarkan, terutama dalam bentuk pekerja digital nomaden yang menerapkan konsep worktainment,” ujarnya.
Meski begitu, dunia pasar kerja saat ini sangatlah kompetitif. Sehingga, Anwar menegaskan tenaga kerja muda harus terus belajar dan mengembangkan kompetensinya.
“Pengembangan kompetensi dapat menjadi peluang meraih kesuksesan di masa depan,” kata Sekjen Kemnaker.
Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengungkapkan beberapa teknologi yang perlu dikuasai oleh talenta digital di Indonesia.
Hal ini diungkap Wamenkominfo saat seremoni kerja sama Kominfo dengan Asosiasi Pengembangan Talenta Digital Indonesia (APTDI) di Jakarta pada Senin (22/7/2024).
Menurutnya, beberapa teknologi yang perlu dikuasai antara lain kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI), machine learning, komputasi awan (cloud computing), dan internet of things (IoT).
Selain itu, kebutuhan talenta di bidang keamanan siber juga sangat penting karena semakin banyak insiden siber yang menyerang korporasi dan lembaga negara di tingkat global.
“Itu salah satu contoh bagaimana dunia semakin terkoneksi, dunia yang mengadopsi teknologi-teknologi maju ini punya beberapa kerawanan-kerawanan yang mesti direspons,” kata Nezar seperti dikutip dari siaran persnya.