TopCareer.id – Belakangan ramai diperbincangkan mengenai sulitnya Generasi Z atau Gen Z yang lebih susah dapat kerja. Terkait ini, Anggota Komisi IX DPR RI Charles Meikyansah meminta pemerintah untuk lebih memperhatikan masalah ini.
“Polemik susahnya Gen Z mencari pekerjaan itu memang harus dibahas lebih komprehensif ya. Apa masalah yang sebenarnya dan bagaimana cara mengatasinya, agar segera mendapat solusi untuk generasi muda ini,” kata Charles dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (13/8/2024).
Menurutnya, isu Gen Z susah dapat kerja merupakan suatu hal yang miris, mengingat kelompok muda ini masih berada di usia produktif.
Baca Juga: Begini Cara Menangani dan Berkomunikasi dengan Gen Z
“Ini kan ramai di media sosial, Gen Z sulit mendapat kerja karena kebijakan dan syarat mendapat pekerjaan terlalu sulit. Pemerintah harus beri atensi lebih dan segera temukan solusinya,” Charles menegaskan.
Ia menjelaskan, masalah budaya kerja hingga perilaku yang dianggap bisa mengubah sistem di perusahaan, tidak seharusnya membuat mereka “disingkirkan” dari persaingan dunia kerja.
“Gen Z ini memiliki keunggulan di industri kreatif, yang sangat penting dan dibutuhkan dalam era digital saat ini, mereka seharusnya bisa diberdayakan dengan baik dan diberikan pendidikan non formal tentang budaya kerja,” kata Charles.
Baca Juga: Menaker Ida: Tingkat Pengangguran Terbuka Capai 4,82%
Dalam dunia kerja, kata Charles, Gen Z diketahui memiliki kekhasan sendiri karena mayoritas memilih pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhannya seperti work life balance, bekerja remote, dan sangat memperhatikan komponen gaji.
Tuntutan semacam ini menurut Charles, sebenarnya suatu hal yang baik. Namun, masih banyak perusahaan yang memiliki budaya di mana karyawan harus militan dalam bekerja. “Harus ada formulasi yang adil agar ada win-win solution untuk semua,” ia menegaskan.
Survei Angkatan Kerja Nasional pada Februari 2024 mencatat, ada 3,6 juta Generasi Z usia 15 sampai 24 yang menganggur. Sementara, total pengangguran terbuka di Tanah Air mencapai 7,2 juta. Ini berarti, Gen Z menyumbang 50,29 persen dari total pengangguran terbuka.
Jika ditambah dengan mereka yang tergolong bukan angkatan kerja tetapi tidak sedang sekolah atau pelatihan (Not in Employment, Education or Training/NEET), jumlah pengangguran pun mencapai 9,9 juta.