Namun jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah anggota perkumpulan. Selain itu masih ada rasa golongan yang tinggi, sehingga membuat Perkindo menjadi lemah.
Untuk mencegah itu, Presiden Soekarno bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu merupakan Pandu Agung, menggagas peleburan berbagai organisasi kepanduan dalam satu wadah.
Presiden Soekarno pertama kali mengungkapkan itu saat mengunjungi Perkemahan Besar Persatuan Kepanduan Putri Indonesia di Desa Semanggi, Ciputat, Tangerang, awal Oktober 1950.
Ia juga mengumpulkan tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan di Indonesia. Seluruh organisasi kepanduan yang ada pun dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka.
Selanjutnya: Lahirnya pramuka di Indonesia