TopCareer.id – 75 pelajar Indonesia bakal berangkat menempuh pendidikan di Uni Eropa, usai mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus Joint Master’s (EMJM). Angka ini menjadikan Indonesia ke dalam 10 besar negara teratas sebagai penerima beasiswa EMJM terbanyak di dunia.
Beasiswa EMJM memberikan kesempatan yang unik bagi penerima, karena mereka akan dapat menjalani studi pascasarjana paling sedikit di dua perguruan tinggi di negara anggota Uni Eropa yang berbeda.
Thibaut Portevin, Head of Cooperation Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia percaya para penerima beasiswa Erasmus akan memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar di universitas terbaik di Eropa, dan kembali ke Indonesia untuk menyumbangkan keahliannya untuk negara.
Baca Juga: Pesan Menkeu ke Penerima LPDP: Jangan Jumawa
“Para penerima beasiswa Erasmus merupakan pilar penting hubungan antara masyarakat Eropa dan Indonesia,” kata Thibaut dalam konferensi pers, Sabtu (24/8/2024),
“Beasiswa Erasmus akan memberikan kesempatan kepada para penerima beasiswa untuk meningkatkan pengalaman mereka dan berkontribusi menuju dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan di bidang keahlian mereka masing-masing,” imbuhnya.
Thibaut menambahkan, mereka yang dipilih dinilai berdasarkan kualitas saat mendaftar, serta tidak terbatas usia atau kuota per negara.
Baca Juga: BRI Berikan Beasiswa ke Paskibraka Nasional 2024
Penerima beasiswa Erasmus tahun ini akan menekuni berbagai bidang dan keahlian termasuk kewirausahaan dan inovasi bisnis, pelestarian lingkungan teknik, teknologi informasi dan komunikasi, ilmu kedokteran dan biomedis, humaniora, kebijakan publik, pemerintahan, media dan komunikasi, serta seni dan budaya.
Penerima tidak hanya berasal dari kota-kota besar di Pulau Jawa, tapi juga dari daerah lain seperti Riau, Maluku, dan Sumatera Selatan.
Belajar ke Uni Eropa Demi Siswa di Indonesia
Salah satu penerima adalah Rivaria Safitri, seorang guru bahasa Inggris di sebuah sekolah pedesaan, di Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung. Ia akan mengikuti Erasmus Mundus Joint Master di bidang Resilience in Educational Contexts atau Ketahanan dalam Konteks Pendidikan.
“Jurusan yang saya ambil sangat cocok untuk memfasilitasi siswa-siswa yang ada di desa, di mana mereka sangat butuh dukungan untuk bisa tahan secara psikologis untuk bisa pergi ke sekolah,” kata Rivaria.
“Program master Erasmus bermanfaat untuk membantu saya sebagai guru untuk meningkatkan kemampuan siswa saya yang tinggal di pedesaan dan tumbuh dalam keadaan yang penuh tantangan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, lebih dari 30 mahasiswa dan dosen Indonesia telah menerima beasiswa pertukaran jangka pendek melalui program Erasmus International Credit Mobility (ICM), untuk belajar dan mengajar di universitas-universitas di Eropa.
Tahun ini, juga terdapat mahasiswa dan akademisi Eropa yang datang ke Indonesia untuk tujuan yang sama, dengan jumlah yang sama. Sejak 2004, Uni Eropa sudah memberikan beasiswa Erasmus ke lebih dari 2.600 mahasiswa dan akademisi di Indonesia.