TopCareerID

Demi Murid Tak Putus Sekolah, Rivaria Ambil Beasiswa ke Uni Eropa

Rivaria Safitri, guru (PNS) di sekolah pedesaan di perbatasan Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung, jadi salah satu penerima beasiswa Erasmus Mundus Joint Master's. (TopCareer.id/Giovani Dio Prasasti)

TopCareer.id – Rivaria Safitri, seorang guru pegawai negeri sipil (PNS) di sebuah sekolah pedesaan di OKU Selatan di perbatasan Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung, menjadi salah satu penerima beasiswa Erasmus Mundus Joint Master’s (EMJM) ke Uni Eropa.

Ia akan mengikuti program beasiswa EMJM dengan bidang pendidikan yang diambil adalah Resilience in Educational Contexts atau Ketahanan dalam Konteks Pendidikan, di mana dirinya akan melanjutkan program pascasarjananya di tiga negara Uni Eropa: Yunani, Portugal, dan Romania.

Rivaria menceritakan, perjuangannya untuk menjadi penerima beasiswa bukan tanpa kesulitan. Dia sudah mencoba mendaftar berbagai program beasiswa sejak 2020.

Baca Juga: Mendikbudristek & Menpan RB Bahas Karier Guru

Pengalaman menarik terjadi saat dirinya akan melakukan wawancara beasiswa EMJM, di mana ini terjadi karena dia berada di daerah yang terbatas dari segi infrastruktur.

“Waktu itu sempat ada drama. Ketika interview menjelang buka puasa, mati lampu, lampu emergency tidak bisa hidup pada saat itu, dan alhamdulillah sinyal tetap jalan,” kata Rivaria di Jakarta, Sabtu (24/8/2025). “Padahal biasanya di daerah saya kalau mati lampu tidak ada sinyal,” ungkapnya.

Saat itu, ia segera menghubungi pewawancaranya untuk memberitahu dirinya cuma mengandalkan senter ponsel selama wawancara beasiswa. Untunglah, mereka mengerti dengan keterbatasan yang dialami Rivaria.

Ingin Bangun Motivasi untuk Pelajar dan Orangtua

Bukan tanpa alasan Rivaria memilih jurusan ketahanan di dunia pendidikan. Kepada TopCareer.id, dia menceritakan di sekolah tempatnya mengajar bahasa Inggris, setiap tahun paling tidak ada satu atau dua siswa yang berhenti sekolah karena memiliki masalah keluarga atau sosial ekonomi.

“Jadi saya sebagai guru di sana butuh ilmu baru, bagaimana saya bisa menguatkan mereka secara psikologis agar mereka merasa di sekolah itu memang kewajiban mereka, termotivasi, untuk sekolah terus dan bagaimana juga membangun kerja sama dengan orangtua, agar lebih mendukung siswanya untuk ke sekolah,” katanya.

Menurut Rivaria, banyak anak-anak di daerahnya yang kurang mendapatkan perhatian dari orangtua mereka karena lebih fokus untuk bekerja, demi memenuhi kebutuhan ekonomi.

Ia pun menegaskan dirinya akan kembali ke Indonesia, setelah menempuh pendidikannya di Uni Eropa. Apalagi dirinya masih berstatus sebagai PNS. Ia pun menyebut dirinya juga didukung oleh dinas terkait tempatnya mengabdi.

“Didukung (dinas). Dengan keluarnya tugas belajar saya itu salah satu bentuk dukungan yang luar biasa,” pungkas Rivaria.

Exit mobile version