TopCareerID

BPS: Kelas Menengah RI Anjlok Usai Pandemi

Ilustrasi tidak semangat kerja-ngantuk-lelah kerja.

Ilustrasi pekerja kelas menengah (Dimas/Topcareer.id)

TopCareer.id – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir.

Menurut Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, sebelum pandemi Covid-19, jumlah penduduk yang masuk kelompok tersebut berjumlah 57,33 juta orang atau 21,45 persen dari total penduduk Indonesia.

Sementara, mereka yang masuk “Menuju Kelas Menengah” di 2019 berjumlah 128,85 juta atau 48,20 persen dari total penduduk.

Data BPS tunjukkan penurunan kelas menengah dalam lima tahun terakhir. (BPS/YouTube Komisi X DPR RI Channel)

Dibandingkan dengan 2024, menurut paparan BPS di Rapat dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (28/8/2024), jumlah mereka yang masuk masyarakat menengah turun sampai 47,85 juta atau sekitar 17,13 persen dari total penduduk.

Angka ini berbanding terbalik dengan jumlah dan persentase penduduk yang “menuju kelas menengah” (aspiring middle class), yang mengalami peningkatan di 2024 menjadi 137,50 juta atau 49,22 persen dari total penduduk.

Baca Juga: Gen Z Dominasi Populasi di RI, Capai 27,94% Total Penduduk

“Bahwa memang kami mengidentifikasi masih ada scarring effect dari pandemi terhadap ketahanan terhadap kelas menengah,” kata Amalia, seperti dikutip dari YouTube Komisi XI DPR RI Channel.

“Sebenarnya ada bantalan yang kita sebut dengan aspiring middle class yang 137,5 juta ini sebenarnya mudah untuk di-upgrade menjadi kelas menengah,” imbuh Amalia.

Dalam data yang sama, BPS mengungkapkan kelas miskin pada 2024 berjumlah 25,22 juta atau 9,03 persen dari total penduduk, dibandingkan 25,14 persen atau 9,41 persen pada 2019.

Masyarakat rentan miskin juga dilaporkan meningkat dari 54,97 juta jiwa atau 20,56 persen di 2019 menjadi 67,69 juta atau 24,23 persen di 2024.

Untuk masyarakat kelas atas, angkanya meningkat sedikit jika dibandingkan 2019 yaitu 1,02 juta atau 0,38 persen di tahun itu, dengan 1,07 juta jiwa atau tetap 0,38 persen.

Exit mobile version