Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tuesday, September 17, 2024
idtopcareer@gmail.com
Profesional

Pendidikan Tinggi Harus Bisa Manfaatkan AI Generatif

Professor Matthew Nicholson, Pro Vice-Chancellor & President (Monash University, Indonesia), menyampaikan sambutan dalam acara EduVate 2024. (Monash University).

TopCareer.id – Kecerdasan buatan (artificial intelligence) atau AI generatif bakal merevolusi sejumlah lapangan kerja dalam beberapa tahun mendatang.

Survei Global McKinsey terbaru mengenai AI mengungkapkan, tiga perempat responden memperkirakan AI generatif akan membawa perubahan signifikan atau disruptif terhadap industri mereka dalam waktu dekat.

Pergeseran ini pun menimbulkan perdebatan seputar keterampilan yang dibutuhkan dalam merespon AI, serta bagaimana pendidikan tinggi tetap terdepan dalam revolusi AI.

Isu ini juga jadi salah satu yang dibahas di acara EduVate 2024, yang digelar Monash University, Indonesia, bersama Monash University Malaysia serta Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi IV Jawa Barat dan Banten beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Gen AI Ubah Industri, Sektor Keuangan Indonesia Siap?

Di sini disorot bagaimana AI generatif dapat mendobrak hambatan tradisional dalam pendidikan tinggi, serta membuka jalan bagi masa depan dengan memperluas akses terhadap pembelajaran yang dipersonalisasi.

Matthew Nicholson, Pro Vice-Chancellor & President, Monash University, Indonesia optimistis AI tidak akan menggantikan kecerdasan manusia.

“Sebaliknya, teknologi ini akan menggarisbawahi pentingnya keterampilan dasar seperti berpikir kritis, problem-solving, dan kreativitas dalam menghadapi potensi bias dan keterbatasan yang mungkin timbul oleh AI,” ujarnya.

Ia mengatakan, kemampuan AI untuk menganalisis data dalam jumlah besar serta menyesuaikan gaya belajar individu, memungkinkan pengalaman pembelajaran yang dipersonalisasi.

Baca Juga: AI Ubah Cara Kerja dalam Manajemen Proyek

“Keunggulan ini membantu mahasiswa belajar dengan kecepatan mereka sendiri, seraya memperkaya keseluruhan proses pembelajaran,” kata Matthew, dikutip dari siaran pers, Kamis (29/8/2024).

“Daripada menganggap AI sebagai ancaman, kita seyogyanya dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mendukung mahasiswa agar lebih siap dalam meraih sukses di tengah besarnya disrupsi AI di berbagai sektor,” pungkasnya.

Monash University, Indonesia sendiri telah memanfaatkan visualisasi data berbasis AI dalam aplikasi dunia nyata, seperti kerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) untuk memantau ujaran kebencian pada Pemilu 2024.

Pendekatan dan kolaborasi ini direncanakan kembali diterapkan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak bulan November mendatang.

Leave a Reply