TopCareerID

Menkes: Ubah Narasi Soal Bunuh Diri Demi Selamatkan Banyak Nyawa

Ilustrasi keinginan bunuh diri. (freepik.com)

TopCareer.id – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendorong agar narasi tentang bunuh diri diubah, sehingga tidak menimbulkan stigma dan dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.

“Bunuh diri dan gangguan jiwa bukanlah sesuatu yang jauh dari kita,” kata Menkes dalam peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri pada Selasa lalu di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Marzoeki Mahdi.

“Gangguan jiwa itu nyata; tidak ada yang kebal dari gangguan jiwa. Kita tidak pernah tahu siapa di antara kita yang mungkin sedang berjuang dalam keheningan,” ujarnya.

Mengutip laman Sehat Negeriku Kemenkes, Kamis (12/9/2024), tema peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri global tahun ini adalah “Changing the Narrative on Suicide” atau “Mengubah Narasi tentang Bunuh Diri.”

Baca Juga: Menkes Soal Dokter PPDS Bunuh Diri: Banyak Cara Bikin Tangguh Tanpa ‘Bully’

Kemenkes menyebut, pikiran bunuh diri (suicidal thoughts) bukanlah hal yang jauh dari setiap orang. Dia ada di tengah masyarakat, keluarga, sahabat, sampai tempat kerja.

Setiap tahun lebih dari 700 ribu orang di seluruh dunia kehilangan nyawa akibat bunuh diri. Kenyataan memilukan ini mengingatkan bahwa setiap orang dapat berperan dalam mencegah tragedi bunuh diri.

Menkes pun menyatakan kementeriannya berkomitmen menghapus stigma terkait gangguan jiwa dan membangun masyarakat yang peduli, di mana setiap individu merasa didengar dan diterima.

“Jika Anda, atau orang yang Anda cintai merasa putus asa, bagaimana Anda ingin orang-orang di sekitar Anda merespons? Mari kita wujudkan dunia di mana semua orang merasa ada harapan dan dukungan, sebelum semuanya terlambat,” katanya.

Baca Juga: Hati-Hati, Hinaan Sekecil Apapun di Tempat Kerja Bisa Picu Bunuh Diri

Menurut Budi, dengan mengubah narasi tentang bunuh diri, akan banyak jiwa yang dapat terselamatkan.

Maka dari itu, Budi mendorong setiap orang berani memulai percakapan mengenai kesehatan jiwanya, baik di rumah, sekolah, tempat ibadah, maupun di tempat kerja.

Ia mengatakan, dengan membangun komunitas yang suportif, setiap orang dapat berperan dalam membangun dunia di mana hidup selalu layak diperjuangkan.

It’s okay not to be okay, and to reach out for help,” pungkas Menkes.

Exit mobile version