TopCareer.id – Kantor akuntan publik yang masuk dalam perusahaan “The Big Four”, PricewaterhouseCoopers atau PwC bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 1.800 pekerjanya di Amerika Serikat (AS).
PHK ini menjadi pemangkasan formal pertama yang dilakukan perusahaan itu sejak 2009, sebagai bagian dari proses restrukturisasi dan berkurangnya permintaan terhadap permintaan tertentu.
Laporan Wall Street Journal (WSJ), seperti dikutip dari Business Standard, setengah dari PHK bakal menargetkan posisi offshore, yang berdampak pada berbagai jabatan karyawan mulai dari associates hingga direktur pelaksana.
Laporan WSJ mengindikasikan bahwa departemen seperti layanan bisnis, audit, dan pajak diperkirakan akan menghadapi pengurangan yang signifikan.
Baca Juga: Apple PHK 100 Karyawan Divisi Layanan Digital
Di divisi AS-nya, sekitar 2,5 persen tenaga kerja akan terdampak, dengan pemberitahuan baru akan dikeluarkan pada bulan Oktober.
Menurut Paul Griggs, pimpinan PwC AS dalam memo perusahaan yang dilihat oleh WSJ, langkah ini akan berdampak pada “sebagian kecil karyawan kami, sesuatu yang tidak pernah mudah.”
Griggs menambahkan bahwa mereka “memposisikan perusahaan kami untuk masa depan, menciptakan kapasitas untuk berinvestasi, dan mengantisipasi serta bereaksi terhadap peluang pasar saat ini dan masa depan.”
Baca Juga: Mastercard Siap PHK 1.000 Pekerja
Dikutip dari Business Today, Selasa (18/9/2024), PwC berencana merestrukturisasi tim produk dan teknologinya untuk lebih menanamkannya dalam lini bisnis individual, serta menyederhanakan proses dalam layanan bisnis.
“Untuk tetap kompetitif dan memposisikan bisnis kami untuk masa depan, kami terus mengubah area perusahaan dan menyelaraskan tenaga kerja untuk mendukung strategi kami dengan lebih baik,” kata Tim Grady, COO PwC AS.
PwC melakukan PHK formal terakhirnya pada unit di AS pada 2009. Ini berbeda dari perusahaan The Big Four lain: EY, KPMG, dan Deloitte, yang kala itu memangkas ribuan pekerjanya.
Tiga perusahaan itu juga memberhentikan ribuan pekerja mereka di Amerika Serikat selama dua tahun terakhir. sebagian besar disebabkan oleh maraknya perekrutan di masa pandemi.
Bermasalah di Tiongkok
PwC juga sedang bergulat dengan krisis di Tiongkok, usai baru-baru ini ditinggal Country Garden Holdings sebagai klien.
Hal ini terjadi di tengah pengawasan ketat atas peran audit PwC di China Evergrande Group, yang dituduh melakukan penipuan senilai USD 78 miliar. Akibatnya, telah terjadi langkah-langkah pemotongan biaya, dan PHK di PwC China.
Pada 5 September, Reuters melaporkan bahwa lebih dari 50 perusahaan Tiongkok, termasuk Bank of China, mencoret perusahaan sebagai auditor mereka, atau membatalkan rencana untuk mempekerjakannya kembali.
Country Garden mengatakan bahwa keputusan mereka didorong oleh kegagalan PwC memenuhi jadwal penerbitan laporan keuangan tahun 2023 yang telah diaudit.