TopCareer.id – Penyakit jantung masih jadi salah satu penyakit tidak menular yang harus diwaspadai masyarakat Indonesia. Tak cuma orang tua, usia muda pun wajib awas dengan penyakit jantung.
Radityo Prakoso, President of Indonesian Heart Association beberapa waktu lalu mengatakan, penyakit jantung iskemik berkontribusi terhadap persentase kematian tertinggi di antara berbagai penyakit jantung. Selain itu, penyakit jantung tidak hanya ditemukan pada usia tua, tetapi juga pada usia muda.
“Gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab paling umum dari penyakit jantung koroner di usia muda,” kata Radityo, seperti dikutip dari laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin (30/9/2024).
Baca Juga: Begini Pola Hidup Sehat dari Kemenkes yang Bisa Cegah Obesitas
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, ada empat perilaku masyarakat yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Empat perilaku ini adalah merokok, kurang aktivitas fisik, minim konsumsi buah dan sayur, serta berlebihan mengonsumsi gula, garam, dan lemak.
“Bisa dilihat penyakit jantung saat ini mulai banyak pada usia-usia muda. Kenapa terjadi pergeseran usia pada penyakit jantung? Karena adanya perubahan gaya hidup yang tidak sehat,” kata Nadia dalam temu media Hari Jantung Sedunia.
Baca Juga: Pakar UGM Ingatkan Tren Shifting Penyakit Jantung di Usia Muda
Radityo juga mengungkapkan beberapa gejala yang mengarah pada penyakit jantung seperti rasa tidak nyaman di area dada (nyeri, sesak, tertekan, terbakar), mual dan muntah, keringat dingin, hingga pusing atau pingsan.
Gejala lainnya seperti nyeri yang menjalar ke lengan, rahang, tenggorokan, atau punggung; kaki bengkak; mudah lelah; berdebar-debar; detak jantung tidak teratur; serta batuk yang tidak kunjung sembuh dengan sputum berwarna pink muda atau putih berbusa.
“Kendati demikian, gejala tersebut dapat bervariasi antara individu. Segera periksakan diri Anda ke dokter apabila ada dugaan kuat penyakit jantung terutama jika memiliki risiko tinggi,” kata Radityo.