Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Wednesday, December 4, 2024
idtopcareer@gmail.com
Lifestyle

Penyakit Jantung Makin Banyak Serang Usia Muda, Ini Sebabnya

Ilustrasi usia muda harus waspada penyakit jantung.Ilustrasi usia muda harus waspada penyakit jantung. (Pexels)

Tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup tidak sehat seperti merokok, pola makan tidak seimbang, hipertensi, obesitas, diabetes melitus, dan kurangnya aktivitas fisik.

Perilaku ini merupakan salah satu kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Dilaporkan, 50 persen penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5 persen. Sedangkan, prevalensi penyakit jantung koroner sebesar 0,5 persen pada 2013.

Berdasarkan Global Status Report on NCD 2019 (IHME), sebanyak 17,8 juta kematian, atau 1 dari 3 kematian di dunia setiap tahun, disebabkan oleh penyakit jantung.

Nadia mengatakan, secara global penyakit jantung iskemik tetap menjadi penyebab utama kematian. Sementara di Indonesia, stroke jadi penyebab kematian terbesar.

Baca Juga: Cara Bijak Konsumsi Antibiotik Buat Cegah Resistensi Antimikroba

Berdasarkan total kematian, terjadi penurunan jumlah kematian akibat stroke dari 21,8 persen pada 2019 menjadi 18,49 persen pada 2021, diikuti oleh penyakit jantung iskemik.

“Jadi, di Indonesia itu sebaliknya yang menjadi penyebab utama kematian justru adalah stroke,” kata Nadia.

“Dan bisa saja penyebabnya karena mungkin layanan kesehatan deteksinya belum betul-betul merata sehingga tidak terdeteksi dan masih menjadi salah satu isu,” imbuhnya.

Pada 2023, terjadi peningkatan jumlah pembiayaan JKN untuk penyakit katastropik yang mencapai Rp 34,8 triliun, di mana penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke) menjadi penyakit dengan pembiayaan terbesar sebesar Rp 22,8 triliun.

Leave a Reply