TopCareerID

Potensi Ekonomi Digital RI Perlu Didukung Keamanan Siber yang Kuat

National Cybersecurity Connect 2024 tekankan pentingnya keamanan siber yang kuat dalam mendukung ekonomi digital. (Huawei)

TopCareer.id – Ekonomi digital yang besar juga harus ditunjang dengan keamanan siber yang kuat, demi menghadapi berbagai ancaman digital seperti ransomware, yang dapat mengancam infrastruktur vital.

Indonesia pun dinilai punya peran sentral dalam membentuk lanskap keamanan siber di kawasan ini. Sehingga, negara harus memiliki resiliensi keamanan siber yang kokoh dan kuat.

Kian Chen, Vice President Huawei Indonesia mengatakan, dalam perjalanan Visi Indonesia Digital 2045, ekonomi digital Indonesia akan mencapai sekitar 20 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto), dan menciptakan lebih dari lebih dari 60 Unicorn.

Baca Juga: Huawei Nyatakan Sukses Bina 100 Ribu Talenta Digital

“Dengan pesatnya perluasan lanskap digital kita, muncul kebutuhan yang semakin meningkat akan langkah-langkah keamanan siber yang kuat untuk melindunginya,” kata Chen, seperti dikutip dari siaran persnya, Kamis (17/10/2024).

“Kami percaya bahwa kepercayaan digital adalah fondasi kemakmuran digital Indonesia saat menuju dunia yang cerdas dan digital. Kepercayaan Digital lebih dari sekadar nilai, itu adalah ekosistem,” imbuhnya.

Huawei sendiri baru saja berpartisipasi dalam National Cybersecurity Connect (NCC) 2024, forum tahunan yang digelar Asosiasi Penyelenggara Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) dan Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII).

NCC 2024 mengusung tema “A Journey into Cyber Resilience” dan didukung oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk dari sektor pemerintah, swasta, dan akademisi.

Baca Juga: Talenta Digital Berperan Dorong Pertumbuhan dan Inovasi di ASEAN

Slamet Aji Pamungkas, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengatakan, Indonesia telah menetapkan visi menjadi kekuatan ekonomi kelima terbesar dunia dalam visi Indonesia Emas 2045, dengan ekonomi digital akan menjadi tulang punggungnya.

“Saat ini, ekonomi digital mengalami banyak gangguan dari berbagai serangan siber,” kata Slamet.

Untuk itu, dibutuhkan rekomendasi dan masukan dari praktik-praktik terbaik dari industri global, yang memiliki keahlian di bidang keamanan siber.

Hal ini, kata Slamet, diperlukan “untuk memperkaya wawasan sekaligus benchmark mengenai pembangunan infrastruktur keamanan siber.”

Baca Juga: 3 Bahaya Ini Mengintai di Balik Kencan Online, Simak Tips Buat Lindungi Diri

Hokky Situngkir, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika pun mengapresasi inisiatif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan kunci, dalam penguatan ekosistem keamanan siber.

Ia pun menegaskan selain dari sisi teknis, dibutuhkan juga peningkatan literasi keamanan siber pada masyarakat Indonesia.

“Selain penguatan dari sisi teknis, segenap upaya menggalakkan literasi digital perlukan dilakukan secara masif dan efektif agar kesadaran publik mengenai pentingnya keamanan siber terus dibangun guna memberi fondasi kuat bagi perlindungan data dan informasi pribadi dari segala bentuk ancaman digital,” ujarnya.

Sumber Daya Manusia Perlu Ditingkatkan

Di tempat terpisah, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN Sulistyo menegaskan pentingnya penguatan aspek kapabilitas manusia dalam ekosistem keamanan siber.

“Teknologi tidak pernah terpisah dari aspek talenta atau sumber daya manusianya,” kata Sulistyo.

“Seiring dengan inovasi dan perkembangan teknologi yang eksponensial, kapabilitas sumber daya manusia perlu terus
ditingkatkan agar mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan para profesional di bidang keamanan siber yang mumpuni,” imbuhnya.

Soegiharto Santoso, Ketua Umum DPP APTIKNAS menambahkan, dengan kompleksnya ancaman siber, kolaborasi semua pihak makin dibutuhkan.

“Dengan semakin kompleksnya ancaman siber maka semakin dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan asosiasi industri, untuk bersama-sama menghadapi berbagai tantangan ke depan,” kata Santoso.

Exit mobile version