TopCareer.id – Meta meluncurkan sederet fitur baru untuk melindungi remaja pengguna platform media sosialnya, dari ancaman sekstorsi.
Pelaku sekstorsi mengincar pengguna muda dan remaja di berbagai belahan dunia untuk mencari keuntungan finansial, dengan mengancam akan mengumbar konten-konten intim mereka jika korban tidak memenuhi keinginan pelaku.
“Memahami bahaya tersebut, hari ini Meta mengumumkan langkah-langkah baru untuk melindungi pengguna dari ancaman sekstorsi dengan lebih maksimal,” tulis Meta, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (23/10/2024).
Terdapat serangkaian fitur keamanan baru yang dirancang untuk memperkuat perlindungan bagi pengguna dari ancaman sekstorsi, dan mempersulit pelaku melakukan modusnya.
Meta akan mempersulit akun yang menunjukkan tanda-tanda perilaku penipuan untuk meminta mengikuti remaja.
Bergantung pada kekuatan berbagai sinyal ini, yang mencakup seberapa baru akun tersebut, platform akan memblokir permintaan mengikuti sepenuhnya, atau mengirimkannya ke folder spam remaja.
Baca Juga: Jelang Pilkada 2024, Meta Luncurkan Hub Pemilu
Menurut perusahaan, pelaku sekstorsi sering mengaku tinggal di suatu lokasi untuk mengelabui remaja agar mempercayai mereka.
Untuk membantu mencegah hal ini, Meta juga menguji pemberitahuan keamanan baru di fitur DM Instagram dan Messenger, untuk menginformasikan pengguna remaja saat mereka sedang mengobrol dengan seseorang yang mungkin tinggal di negara lain.
Pelaku juga sering menggunakan daftar pengikut dan orang lain yang diikuti dari target mereka, untuk mencoba memeras korban dengan menyebarkan aibnya ke orang lain.
“Memahami modus tersebut, akun yang terdeteksi menunjukkan tanda-tanda perilaku penipuan tidak akan dapat melihat pengikut atau
daftar pengikut orang lain, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan fitur ini,” tulis Meta.
Calon pelaku sekstorsi juga tidak akan bisa melihat daftar akun yang menyukai kiriman seseorang, foto yang menandai mereka, atau akun lain yang menandai foto mereka.
Baca Juga: Facebook Fokus ke Pengguna Dewasa Muda
Meta dalam waktu dekat juga tidak lagi mengizinkan pengguna melakukan tangkapan atau rekaman layar, dari foto atau video yang dikirim dalam pesan pribadi.
Jadi, jika seseorang mengirim foto atau video di dalam DM Instagram atau Messenger menggunakan fitur “view once” atau “allow replay“, mereka tidak perlu khawatir penerima konten tersebut akan melakukan tangkapan layar atau rekaman layar tanpa izin.
“Kami juga tidak mengizinkan pelaku kejahatan untuk membuka foto atau video yang dikirim dengan fitur ‘view once‘ atau ‘allow replay‘ di Instagram versi web untuk mencegah pelaku dari menghindari larangan tangkapan layar atau rekaman layar tersebut,” kata perusahaan.
Fitur lain yang diluncurkan adalah Proteksi Konten Telanjang, yang rilis secara global di fitur DM Instagram, setelah mengumumkan uji cobanya pada April lalu.
Fitur ini akan aktif otomatis bagi remaja di bawah usia 18, dan bakal memburamkan gambar yang terdeteksi mengandung ketelanjangan saat dikirim atau diterima melalui DM Instagram. Pengguna juga akan diperingkatkan mengenai risiko terhadap pengiriman gambar-gambar sensitif.