TopCareer.id – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengingatkan agar program Makan Bergizi Gratis di pemerintah Presiden Prabowo Subianto tidak menjadi lahan korupsi baru.
Ekonom Indef Aviliani mengatakan, program makan bergizi ini sebenarnya jadi salah satu cara Prabowo untuk menangani penurunan kelas menengah.
Dalam diskusi publik daring beberapa waktu lalu, Aviliani mengatakan program ini tidak terpusat dan akan disebarkan di daerah-daerah, di mana tiap daerah bakal mengelola makan bergizi gratis.
Baca Juga: Program Makan Siang Bergizi Harus Hindari Menu Pangan Instan
“Ini hati-hati juga, jangan-jangan malah nanti buat korupsi baru dan korupsinya lebih terdistribusi, karena masing-masing daerah akan berkontribusi terhadap makanan bergizi,” kata Aviliani.
“Sudah mulai ditender harganya Rp 15 ribu tapi disuruhnya Rp 7.500. Ini kan berbahaya, belum-belum sudah seperti ini. Akhirnya banyak katering tidak sanggup,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Aviliani juga mengingatkan Presiden Prabowo Subianto untuk memperhatikan masalah turunnya kelas menengah.
“Yang pertama harus dilakukan itu adalah persoalan menurunnya kelas menengah ini, saya rasa harus jadi fokus utama,” ujarnya.
Baca Juga: Turunnya Kelas Menengah Harus Jadi Fokus Prabowo
Ia menambahkan, sektor informal tak harus dibuat menjadi formal untuk mengatasi masalah lapangan kerja. Yang terpenting, kata Aviliani, adalah bagaimana pendapatan dari sektor informal layak untuk hidup.
Menurutnya, data mencatat kelompok miskin dan rentan cenderung memiliki pengeluaran makan lebih dari 64 persen dari pendapatan, sehingga sulit mengonsumsi hal-hal lain.
“Sehingga pendapatanlah yang harus ditingkatkan, supaya mereka bisa juga konsumsi hal yang lain,” kata Aviliani dalam diskusi bertajuk Ekonomi Politik Kabinet Prabowo Gibran itu.