TopCareer.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan sistem penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) berbasis analisis data video, yang memanfaatkan artificial intelligence (AI).
Menurut Perekayasa Ahli Muda Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN Edy Maryadi, riset ini fokus mengatasi tantangan yang kerap dihadapi teman tuli saat berkomunikasi dengan masyarakat yang tak paham bahasa isyarat.
Ia menjelaskan, sistem ini dirancang untuk menerjemahkan gerakan bahasa isyarat menjadi teks atau audio, sehingga dapat memfasilitasi komunikasi antara teman tulis dan teman dengar.
“Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada penerjemah bahasa isyarat yang jumlahnya masih terbatas,” kata Edy, seperti dikutip dari laman BRIN, Jumat (25/10/2024).
Studi ini memanfaatkan komputer visi dan kecerdasan buatan atau AI, untuk memproses dan menginterpretasikan gerakan bahasa isyarat.
Baca Juga: Startup Agritech dan Aquatech Didorong Manfaatkan AI
Sistem ini ini dikembangkan dengan menggunakan model AI seperti Convolutional Neural Network (CNN).
Model ini dilatih dengan data video gerakan bahasa isyarat, untuk memastikan sistem dapat mengenali dan menerjemahkan berbagai bentuk isyarat, dengan tingkat kesalahan yang minimal.
Proses pengembangan mencakup akuisisi data video, pra proses data model AI, serta pengujian sistem untuk memastikan keakuratan penerjemahan dalam berbagai konteks komunikasi.
Edy mengatakan, pengembangan sistem ini punya tujuan menjembatani kesenjangan komunikasi antara teman tuli dan teman dengar.
“Dengan menggunakan analisis data video, kami berharap sistem ini dapat menjadi alat yang efektif dan mudah digunakan oleh masyarakat luas,” ujarnya.
Baca Juga: Kuasai 3 Skill AI Ini Buka Peluang Dapat Kerja Bergaji Tinggi
Penelitian ini sudah dimulai sejak 2023, dengan target untuk menghasilkan sistem penerjemah yang dapat mengenali huruf dan angka di tahun yang sama.
“Pada tahun 2024, kami menargetkan pengembangan lebih lanjut untuk mengenali ejaan dari beberapa gerakan huruf yang berurutan,” kata Edy.
“Dan pada tahun 2025, sistem ini diharapkan mampu mengenali gerakan isyarat kata atau frasa secara lengkap,” imbuhnya.
Studi ini juga mencakup pengujian di berbagai lokasi di Tanah Air, demi memastikan sistem berfungsi dengan baik di berbagai lokasi, dan oleh berbagai pengguna.
Kolaborasi dengan Komunitas Teman Tuli
Edy juga mengungkapkan riset ini melibatkan kolaborasi dengan komunitas teman tuli, untuk memastikan sistem yang digarap dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara optimal.
Tim peneliti pun menggaet berbagai institusi riset dan universitas yang terlibat dalam pengumpulan data, pengembangan model AI, dan pengujian sistem.
“Kami sangat menghargai partisipasi aktif dari komunitas teman tuli, yang memberikan masukan berharga untuk pengembangan sistem ini,” ujar Edy.
Sistem penerjemah ini nantinya akan diterapkan dalam bentuk aplikasi mobile dan web. Uji coba lapangan melibatkan pengguna nyata.
Pengujian bertujuan untuk mengevaluasi performa sistem dalam situasi sesungguhnya, serta mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
“Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup teman tuli di Indonesia dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap informasi dan komunikasi,” kata Edy.
Ia mengungkapkan, aplikasi berbasis web untuk sistem ini bisa diakses melalui https://biproject.brin.go.id. Nantinya, pengguna dapat mendemokan pengenalan gerakan isyarat huruf dan angka.