TopCareer.id – Train Attendant merupakan profesi yang krusial dalam operasional transportasi LRT Jabodebek.
Menurut Manager Public Relations LRT Jabodebek, Mahendro Trang Bawono, kehadiran Train Attendant sangat krusial untuk menjaga kenyamanan dan keamanan penumpang.
Walau LRT Jabodebek beroperasi secara otomatis, kehadiran profesi ini memberikan sentuhan manusiawi yang tak tergantikan oleh teknologi.
Mengutip siaran pers KAI, peran Train Attendant telah ditetapkan dengan ketentuan khusus, yang memperhatikan segala aspek keselamatan dan kenyamanan penumpang sesuai peraturan yang berlaku.
Dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 765 Tahun 2017 tentang Kriteria Desain LRT Jabodebek, Train Attendant memiliki dua peran utama yaitu memastikan pengawasan terhadap penumpang selama operasional, serta penanganan situasi darurat di kereta.
Baca Juga: LRT Jabodebek Gunakan Sistem Pemantau Kepadatan Penumpang
LRT Jabodebek saat ini memiliki 122 Train Attendant. Mereka juga siap mengambil alih peran masinis dalam situasi tertentu, serta menjalankan operasi manual jika diperlukan.
Menurut KAI, mereka juga telah dilatih secara profesional untuk mengoperasikan kereta, memberikan bantuan langsung kepada penumpang, dan menangani situasi darurat agar perjalanan tetap lancar dan nyaman.
Meski begitu, Mahendro mengungkapkan proses menjadi Train Attendant berbeda dengan menjadi masinis.
“Calon Train Attendant menjalani pelatihan intensif yang mencakup operasi sarana dan prasarana, serta pelatihan khusus terkait Rule Book dan SOP LRT Jabodebek,” kata Mahendro, dikutip Senin (4/11/2024).
“Pelatihan ini meliputi teori, praktik, dan studi kasus yang berlangsung selama enam bulan. Setelah menyelesaikan pelatihan, para kandidat harus mengikuti ujian sertifikasi dan, jika lulus, mereka resmi menjadi Train Attendant,” imbuhnya.
Baca Juga: KAI: Jumlah Penumpang KRL Tembus 191 Juta
Sertifikasi Train Attendant ditetapkan sebagai ASP (Awak Sarana Perkeretaapian) otomatis, berbeda dengan ASP manual.
Sesuai dengan standar internasional untuk operasi GoA3, Train Attendant tetap diperlukan dalam kereta meskipun operasionalnya otomatis, untuk mengambil alih kendali jika terjadi keadaan darurat atau gangguan.
Selain memberikan informasi dan membantu penumpang, mereka berperan penting dalam memastikan kenyamanan semua penumpang, termasuk memberikan perhatian khusus kepada penumpang prioritas seperti ibu hamil, lansia, dan penyandang disabilitas.
“Para Train Attendant kami telah dilatih secara khusus untuk menangani berbagai situasi di dalam kereta, dan kehadiran mereka adalah bentuk nyata dari dedikasi kami untuk memberikan layanan berkelas dengan sentuhan manusia,” kata Mahendro.