TopCareer.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada dan bersiap menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi.
“Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip dari siaran pers, Sabtu (9/11/2024).
“Adanya fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20 persen sampai awal 2025. Situasi ini juga berpotensi meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi,” imbuhnya.
Pemerintah pun diimbau meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan banjir seperti penyiapan kapasitas sistem drainase, serta sistem peresapan dan tampungan air.
Selain itu perlu dipastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya, untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau.
Baca Juga: Kapan Puncak Musim Hujan? Ini Prediksi BMKG
Menurut Deputi Meteorologi BMKG Guswanto, saat ini sejumlah wilayah Indonesia khususnya Sumatera, sebagian Kalimantan, dan sebagian Jawa bagian tengah hingga barat, sudah memasuki musim hujan.
Sementara, wilayah Pulau Jawa lainnya diprediksi akan memasuki musim hujan pada dasarian II November 2024.
Guswanto pun mengungkapkan, beberapa kejadian bencana hidrometeorologi sudah terjadi seperti banjir dan tanah longsor di Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat.
“Karenanya, kami menghimbau kepada seluruh masyarakat dan stakeholder terkait untuk waspada, jangan lengah,” ujarnya.
Berdasarkan hasil analisa mingguan BMKG, terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai kilat/petir atau angin kencang selama sepekan ke depan atau 7-12 November 2024.
Kondisi ini, kata Guswanto, terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi dinamika atmosfer di Indonesia yang berdampak pada potensi peningkatan intensitas hujan di sejumlah wilayah.
Baca Juga: BMKG: Waspada Bencana di Musim Hujan, Jaga Kebersihan Lingkungan
Dampak peningkatan hujan ini tidak hanya dirasakan masyarakat yang menjalani aktivitas sehari-hari, tapi juga berpengaruh pada aktivitas penerbangan dan pelayaran.
“Kami juga mengimbau kepada pengguna, penyedia jasa transportasi, dan operator transportasi, terutama laut dan udara untuk juga mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem ini,” kata Guswanto.
“Juga kepada nelayan untuk tidak memaksakan diri melaut jika cuaca sedang buruk. Pantau terus kondisi cuaca, angin dan tinggi gelombang melalui aplikasi InfoBMKG,” pungkasnya.