TopCareerID

Wamenkes: Pneumonia Masih Ancam Anak-Anak, Ortu Merokok Waspada!

Wamenkes Dante Saksono Harbuwono dalam puncak Hari Pneumonia 2024. (Dok. Kemenkes)

TopCareer.id – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengingatkan agar orang tua lebih waspada terhadap pneumonia pada anak-anak.

Dalam puncak Hari Pneumonia Sedunia di Kantor Kemenkes Senin lalu, Dante mengatakan pneumonia kerap dianggap sebagai pembunuh senyap karena menyerang paru-paru, melelahkan napas, bahkan menyebabkan kematian terutama pada anak.

“Kematian akibat pneumonia itu terjadi setiap 43 detik. Ini berarti 700 ribu anak meninggal setiap tahunnya karena pneumonia, sebuah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah,” kata Dante, dikutip dari laman Sehat Negeriku, Rabu (20/11/2024).

Pneumonia merupakan peradangan paru-paru akibat infeksi akut pada saluran pernapasan, yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.

Pada balita, gejala yang paling dominan atau sering muncul adalah batuk, kesulitan bernapas, dan tanda pneumonia berat seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas.

Baca Juga: Wamenkes: Indonesia Masih Kekurangan 120 Ribu Dokter Umum

Wamenkes menyebut, paparan asap rokok adalah salah satu penyebab paling berpengaruh.

Kepada orang tua yang masih merokok di rumahnya, Dante pun mengingatkan rokok tak cuma berbahaya untuk kesehatan diri sendiri, namun juga bisa melemahkan kondisi paru-paru buah hatinya.

“Data statistik menunjukkan anak-anak yang ada di lingkungan orang tuanya perokok lebih gampang terkena pneumonia dibandingkan dengan anak-anak yang orang tuanya tidak merokok,” kata Dante.

Menurut Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono, pneumonia merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbesar pada balita di Indonesia.

Sementara, data World Health Organization di 2021, pneumonia menjadi penyebab 740 ribu kematian pada anak di bawah 5 tahun, atau setara dengan 14 persen dari total kematian balita di seluruh dunia.

“Ini menunjukkan bahwa pneumonia ancaman nyata bagi kesehatan anak-anak,” kata Yudhi.

Baca Juga: Obesitas Anak Tak Cuma Soal Kelebihan Berat Badan, Ortu Wajib Waspada

Pemerintah sendiri menargetkan penurunan angka kematian balita akibat pneumonia, serta pengurangan insiden pada balita hingga 70 persen secara nasional.

Sebagai bagian dari transformasi kesehatan, khususnya pada layanan kesehatan primer, pemerintah pun menyatakan terus berupaya mencegah terjadinya pneumonia pada anak melalui berbagai langkah.

Salah satu upaya pencegahan penyakit ini pada anak adalah dengan pelaksanaan vaksinasi dan menjaga lingkungan tetap sehat.

“Namun imunisasi hanyalah salah satu bagian kecil dari upaya mengatasi pneumonia,” kata Dante.

“Upaya lainnya adalah memenuhi kualitas gizi pada anak-anak supaya kekebalan tubuhnya meningkat, di antaranya dengan memberikan ASI eksklusif serta penyediaan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak-anak,” pungkasnya.

Exit mobile version