TopCareerID

Susah Dapat Kerja Makin Dikeluhkan Warganet di Medsos

Ilustrasi mencari kerja-CV menarik-resume - ilustrasi era AI mengubah lanskap kerja termasuk kualifikasi kerja. (Dimas/Topcareer.id)

Ilustrasi mencari kerja. (Dimas/Topcareer.id)

TopCareer.id Masalah susahnya dapat kerja hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) jadi topik yang banyak dibicarakan oleh masyarakat selama beberapa bulan terakhir, di media sosial (medsos) X alias Twitter.

Menurut data yang dihimpun Institute for Development of Economics and Finance (Indef), pada Juli sampai September 2024, terdapat 4.211.478 perbincangan seputar ketenagakerjaan di medsos X.

“Rata-rata yang terbesar, netizen berbicara tentang mencari lowongan kerja, tetap semangat walaupun di-PHK, dan mencari-cari info lowongan kerja,” kata Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto.

Baca Juga: PPN Naik 12 Persen, Indef: Daya Beli Anjlok, Tenaga Kerja Bisa Dikurangi

Dalam pemaparannya di diskusi publik secara daring pada Senin (18/11/2024), 29 persen perbincangan berisi seputar sedang mencari lowongan kerja.

Sementara 25,6 persen bicara soal tetap semangat meski terkena PHK, dan 23,1 persen mengenai info lowongan kerja.

Eko mengungkapkan dari suara-suara di media sosial tersebut, dapat disimpulkan adanya sentimen negatif warganet di medsos X terhadap penciptaan lapangan kerja.

“Pasti kalau lapangan kerja tidak tercipta daya beli melambat. Ini semakin mengonfirmasi kenapa pertumbuhan ekonomi triwulan III hanya 4,9 persen,” kata Eko.

Untuk mengatasi stagnansi pertumbuhan ekonomi yang hanya lima persen, Eko pun mengusulkan beberapa strategi game changer yang bisa dilakukan untuk jangka pendek.

Baca Juga: PPN 12 Persen, Anggota Komisi VII DPR Ingatkan Dampaknya ke UMKM

Pemerintah harus dapat memperbaiki daya beli masyarakat dalam seratus hari. Selain itu, gelombang PHK juga harus bisa dicegah.

“Kalau tidak bisa menambah, setidaknya yang sudah ada ini jangan kembali terkena PHK lagi. Karena tadi wacana-wacana di media sosial, gelombang PHK itu cukup tinggi,” kata Eko.

Program Makan Bergizi Gratis pun juga harus diimplementasikan secara efektif dalam jangka pendek, demi mengungkit sektor UMKM. Selain itu, adanya anggaran yang besar di sini juga harus minim penyimpangan.

Exit mobile version