TopCareer.id – Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melakukan investigasi terhadap penyakit misterius yang menginfeksi lebih dari 400 orang, serta memakan lebih dari 30 korban jiwa di Republik Demokratik Kongo.
WHO mendapatkan informasi tentang penyakit ini dua pekan lalu, dengan pusat wabah berada di distrik Panzi, di provinsi barat daya negara itu, Kwango. Menurut organisasi tersebut, gejala penyakit misterius ini mirip flu, meliputi sakit kepala, batuk, demam, kesulitan bernapas, dan anemia.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Selasa pekan ini mengatakan, 10 dari 12 sampel awal pasien menunjukkan positif malaria, sehingga kemungkinan mereka menderita beberapa penyakit sekaligus.
Mengutip USA Today, Sabtu (14/12/2024), setiap pasien yang sakit parah akibat penyakit misterius tersebut juga mengalami kekurangan gizi parah, yang melemahkan kekebalan tubuh.
Baca Juga: WHO Tetapkan Mpox Jadi Darurat Kesehatan Global
Tim ahli termasuk epidemiolog, dokter, teknisi laboratorium, dan spesialis pencegahan dan pengendalian infeksi tiba lebih awal pada Selasa, usai membutuhkan waktu beberapa hari untuk tiba di Panzi karena tantangan perjalanan selama musim hujan.
Menurut Ghebreyesus, dari 416 orang yang sakit dan 31 meninggal karena penyakit misterius ini, sebagian besar adalah anak-anak dan sebagian besar berusia di bawah lima tahun.
Laporan sebelumnya menunjukkan sebagian besar infeksi terjadi pada orang-orang yang berusia di atas 15 tahun. Pemerintah setempat memberi tahu Reuters bahwa 143 orang meninggal karena penyakit ini sejak akhir Oktober.
Pada Senin, juru bicara WHO di Ibu Kota Kongo, Kinshasa mengatakan, sampel awal yang dikumpulkan di Panzi tidak dalam kondisi optimal untuk analisa laboratorium, sehingga tim medis harus mengumpulkan sampel baru.
Sampel akan membantu mengidentifikasi patogen atau kombinasi patogen yang dapat menyebabkan penyakit. Kandidat saat ini termasuk flu, pneumonia, virus corona seperti COVID-19, dan campak.
Peneliti WHO juga mencoba mencari tahu bagaimana penyakit misterius di Kongo ini menular dari orang ke orang, serta mencari orang lain yang mungkin terinfeksi atau mungkin meninggal karena penyakit tersebut.
Baca Juga: WHO: Lebih dari 800 Juta Orang Dewasa di Dunia Mengidap Diabetes
Pada 5 Desember 2024, Dieudonne Mwamba, kepala National Institute for Public Health, Republik Demokratik Kongo mengatakan, gejala-gejala penyakit ini mengarah pada penyakit pernapasan, namun tanpa diagnosis yang jelas, sehingga sulit mengetahui penyebabnya apakah virus atau bakteri.
Mengutip The Guardian, dia mengatakan daerah yang terdampak itu “rapuh”, dengan 40 persen orang di sana mengalami kekurangan gizi. Kongo juga sedang menghadapi wabah mpox dan flu musiman.
Di tengah spekulasi bahwa wabah ini mewakili “Penyakit X”, istilah yang dipakai untuk menggambarkan patogen yang sebelumnya tidak diketahui dengan potensi pandemi, WHO menekankan itu adalah “penyakit yang tidak terdiagnosis daripada penyakit yang tidak diketahui”.
Hari Minggu pekan lalu, WHO mengatakan daerah yang terdampak “mengalami penurunan kerawanan pangan dalam beberapa bulan terakhir, memiliki cakupan vaksinasi yang rendah, dan akses yang sangat terbatas terhadap diagnostik dan manajemen kasus yang berkualitas”.
Daerah ini juga disebut mengalami kekurangan staf kesehatan, persediaan, dan transportasi, dengan tindakan pengendalian malaria yang “sangat terbatas”.