TopCareer.id – Di 2025, banyak perusahaan diprediksi akan lebih antusias dalam merekrut orang-orang dengan keahlian di bidang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Kebutuhan juga diperkirakan bakal meluas ke bidang-bidang lain yang terkait dengan teknologi ini.
Hannah Calhoon, VP of AI di Indeed mengatakan, terdapat tanda-tanda awal bangkitnya tren perekrutan di industri teknologi, yang mengalami kelesuan usai melonjak selama pandemi.
Jika tren ini berlanjut, perekrut mungkin akan mencakup peran-peran yang berkaitan dengan AI pada 2025.
Kepada Business Insiders, Calhoon menambahkan permintaan lain bisa datang dari perusahaan non-teknologi, yang membutuhkan pekerja terampil untuk mengintegrasikan AI dalam operasional dan data.
Baca Juga: 4 Zodiak Ini Diprediksi Raih Kesuksesan Finansial di 2025
Perusahaan-perusahaan ini mungkin akan fokus merekrut pekerja yang dapat memilih alat AI yang tepat, serta membantu mengimplementasikannya dalam alur kerja mereka.
“Mereka mencari orang yang memahami sistem tersebut dan dapat membantu mengintegrasikan alat tersebut ke dalam bisnis mereka,” kata Calhoon, dikutip Senin (30/12/2024).
Sementara, CEO Salesforce Marc Beniff baru-baru ini mengatakan, perusahaannya mengalami “lonjakan perekrutan besar-besaran” dengan ribuan posisi baru, termasuk yang terkait produk berbasis AI.
Menurut Indeed, lowongan kerja yang menyebutkan AI dan mengalami peningkatan terbesar di 2024 adalah posisi seperti senior scientists, software engineering managers, research engineers, dan researchers.
Merekrut Pekerja Jago AI Tetap Menantang
Walau pasar sedang berkembang, merekrut pekerja yang ahli di bidang AI tetap menjadi tantangan.
Firma tenaga kerja Randstad melaporkan, menemukan dan merekrut pekerja tingkat senior dengan keahlian AI dan otomasi dua kali lebih sulit dibandingkan peran senior di industri lain.
Laporan Indeed mencatat, di Amerika Serikat, lowongan yang menyebutkan AI generatif atau istilah terkait, meningkat 3,5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski begitu, hanya dua persen perusahaan di dunia, yang mencantumkan keterampilan dalam deskripsi pekerjaan mereka, dibandingkan lebih dari 20 persen yang meminta keterampilan komputer dasar.
Permintaan Diprediksi Terus Tumbuh
Namun, permintaan terhadap keahlian AI diperkirakan akan terus tumbuh.
“Mungkin bukan tahun depan, tapi dalam tiga hingga empat tahun ke depan, akan ada ekspektasi bahwa banyak peran membutuhkan kefasihan dasar dalam menggunakan platform AI,” kata Calhoon.
Firma riset Altrata pun menyebut, jumlah Chief AI Officer atau posisi serupa di perusahaan AS meningkat 70 persen pada 2024.
Baca Juga: Menkomdigi Yakin AI Tak Gusur Pekerjaan Manusia: Ciptakan Peluang Baru
Ini menunjukkan pekerja dengan keahlian AI lebih cenderung berpindah pekerjaan, dengan kemungkinkan 34 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata.
Nicole Kyle, peneliti soal masa depan pekerjaan, optimistis terhadap dampak AI pada pekerjaan. “Saya percaya, seperti kemajuan teknologi sebelumnya, AI akan menciptakan lebih banyak pekerjaan,” katanya.
Dia pun menambahkan, meski AI akan mengambil alih sebagian pekerjaan seperti call center, hal ini justru akan menciptakan peran baru di bidang tata kelola data, pembersihan data, dan pengalaman pelanggan.