TopCareer.id – Bagi beberapa orang, saat-saat jelang tahun baru bisa terasa membebani, bahkan bisa menjadi pemicu stres. Tak jarang, seringkali muncul tekanan untuk menyelesaikan target dan memenuhi resolusi.
Menurut dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Atika Dian Ariana, perasaan tidak cukup waktu untuk mencapai resolusi bisa jadi salah satu faktor utama penyebab stres jelang tahun baru.
Ketika merasa waktu hampir habis, seseorang cenderung semakin menekan diri sendiri, hingga akhirnya, berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya.
“Sebenarnya, semua berawal ketika membuat resolusi. Kita juga harus bersiap untuk ketidakberhasilan,” kata Atika, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (31/12/2024).
“Jadi, persiapan mentalnya bukan hanya bagaimana bila saya berhasil, sehingga ada beberapa plan. Bisa disebut sebagai mitigasi risiko untuk menerima, karena beberapa hal memang bukan menjadi jalan kita,” imbuhnya.
Baca Juga: Tips Kelola Stres di Tempat Kerja Demi Jaga Kesehatan Mental
Di sisi lain, ada juga faktor lain yang dapat memicu stres di akhir tahun, misalnya tuntutan dan evaluasi kerja yang biasanya terjadi jelang pergantian tahun.
“Di dunia kerja, seringkali tekanan muncul karena target kerja atau evaluasi tahunan di berbagai institusi,” kata Atika.
Selain itu, beberapa individu menganggap momen akhir tahun untuk merealisasikan apa yang telah menjadi rencana sepanjang tahun.
Atika mengatakan, tidak ada tips spesifik untuk menangani stres menghadapi akhir tahun. Beberapa cara bisa dilakukan secara mandiri jika mampu. Selain itu, perlu dipahami juga mengenai coping atau metode pengelolaan stres.
“Lakukan sesuatu yang sifatnya comforting shooting untuk kita. Boleh kita menyalurkannya dengan cara menggambar, menulis jurnal, atau melakukan kegiatan seni lain yang menenangkan,” kata Atika.
Baca Juga: Alasan Kenapa Gen Z Sering Dibilang Gampang Stres di Tempat Kerja
Jika tak bisa melakukannya sendiri, berinteraksi dengan lingkungan sosial juga termasuk teknik coping yang cukup efektif untuk mengurangi tekanan.
“Diskusi atau sekadar curhat dengan orang terdekat, bisa membantu kita merasa lebih ringan. Atau jika dirasa stres terlalu menekan, silahkan untuk diskusi dengan profesional,” kata Atika.
Ia menambahkan, refleksi di akhir tahun dapat membantu seseorang melakukan orientasi terhadap tujuannya.
“Dengan jeda ini, kita dapat menyadari makna dari apa yang telah kita capai. Dengan begitu, kita tidak seperti robot yang hanya mengejar target tanpa menikmati prosesnya,” ujarnya.
Dia pun mengatakan, pencapaian sekecil apa pun harus diapresiasi, agar dapat membantu menjaga kesehatan mental. “Persiapkan rencana dengan fleksibilitas, sehingga kita siap menghadapi apa pun hasilnya,” pungkasnya.