TopCareerID

Soal Usulan Menkeu Jual-Beli Saham Diajarkan di SD, Ini Kata Pakar

Ilustrasi saham. (StockSnap/Pixabay)

TopCareer.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu mengungkapkan harapannya agar pendidikan jual-beli saham dapat diajarkan di tingkat Sekolah Dasar (SD).

Meski begitu, pakar pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Holy Ichda Wahyuni mengatakan, kebijakan ini harus dikaji ulang dengan riset dan pengkajian mendalam.

“Karena memasukkan unsur baru dalam kurikulum tentu banyak sekali aspek yang menjadi pertimbangan, dan kesiapan yang matang terhadap berbagai instrumen,” kata Holy, dilansir laman resmi UM Surabaya, dikutip Rabu (8/1/2025).

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Ingin Pendidikan Saham Diajarkan Sejak SD

Dosen Pendidikan Guru SD ini mengatakan, instrumen utama dan pendukung perlu dirancang khusus agar dapat menyajikan materi tentang saham, dengan cara yang sesuai untuk anak sekolah dasar.

Holy lebih setuju apabila anak-anak di tingkat SD mendapatkan pengenalan tentang dasar-dasar literasi keuangan, serta bagaimana agar bijak dalam mengelola uang dengan nilai kejujuran dan rasa tanggung jawab. Menurutnya, materi saham masih terlalu kompleks dan kurang kontekstual bagi anak tingkat SD.

Ia menilai, meski bertujuan baik dan visioner agar anak-anak mengenal pasar bebas dan siap memahami tentang mengatur finansial jangka panjang, wacana tersebut perlu dikaji ulang terkait sasarannya.

Dia mengatakan, apakah materi semacam itu sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah dasar, atau justru lebih cocok untuk tahapan usia di atasnya lagi, misalnya di SMP.

Baca Juga: Kata Pakar Pendidikan Soal AI dan Coding Bakal Diajarkan di SD

“Jangan sampai karena masuknya materi ini lantas mereduksi nilai esensial dari materi-materi fundamental di tingkatan SD, seperti membaca, menulis, berhitung, pemecahan masalah, serta yang tidak kalah penting penguatan moral dan akhlakul karimah,” katanya.

Dibandingkan saham, Holy menilai ada beberapa materi yang sebenarnya harus segera diajarkan, namun sampai hari ini belum menjadi pelajaran yang independen atau belum optimal diberikan di tingkatan sekolah dasar.

Kedua materi tersebut adalah edukasi seksual dan pendidikan anti korupsi untuk anak.

“Saya sangat menyayangkan hal tersebut. Sebagai pemerhati anak, di tengah gempuran saat ini, dimana negara kita sedang darurat kekerasan seksual dan korupsi, dua materi tersebut seyogyanya lebih diperhitungkan,” pungkasnya.

Exit mobile version