Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Bisnis Wajib Waspada Serangan Siber yang Pakai AI

Ilustrasi penipuan berkedok lowongan kerja. (Dok. Kaspersky)

TopCareer.id – Perusahaan keamanan siber Kaspersky mewanti-wanti bisnis agar lebih waspada terhadap penjahat yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), untuk serangan siber.

Studi yang mereka lakukan di antara profesional dari perusahaan menengah dan besar di seluruh dunia mengungkapkan, 46 persen responden yakin sebagian besar serangan dunia maya yang dialami di organisasinya dalam 12 bulan terakhir, menggunakan AI dalam beberapa cara.

Salah satu yang terlihat adalah bagaimana AI merevolusi serangan siber phishing dan rekayasa sosial otomatis.

Dengan memanfaatkan teknologi ini, hacker bisa menganalisis data karyawan secara mendalam, mempelajari posisi mereka di perusahaan, pola perilaku dalam komunikasi, serta mengungkap aktivitas media sosial untuk menciptakan taktik rekayasa sosial yang sangat personal dan kredibel.

“Hal yang mengkhawatirkan, AI juga digunakan oleh penjahat dunia maya untuk menghasilkan konten audio dan video deepfake, meniru suara dan rupa CEO atau eksekutif lain dalam penipuan,” kata Kaspersky, dikutip dari siaran pers, Kamis (9/1/2025).

Baca Juga: Waspada, Trik Penipuan Baru Incar Akun Bisnis di Medsos

Selain itu, AI juga membantu peretas melewati mekanisme keamanan tradisional.

Menurut pakar, penyerang menggunakan algoritma machine learning untuk menguji semua kemungkinan varian serangan secara real-time, memberikan mereka cara yang lebih efektif untuk menghindari software keamanan dan deteksi firewall.

Kemunculan serangan yang didukung AI membuat bisnis, tak peduli jenis dan ukurannya, menghadapi peningkatan risiko.

Jika dulu beberapa sektor bisnis tak dianggap sebagai target potensial, namun AI kini memberdayakan peretas untuk meningkatkan skala operasinya dengan lebih jauh.

Penjahat siber sekarang dapat menyerang ribuan perusahaan secara bersamaan dengan upaya minimal. Serangan kini dapat digunakan secara lebih efektif, sambil menyembunyikan jejak asal pelaku.

Kerusakan parah, baik finansial maupun reputasi, bisa terjadi pada bisnis yang menjadi korban serangan siber berbasis AI.

Belum lagi, perusahaan masih harus menghadapi denda kerugian dan biaya hukum, hingga rusaknya kepercayaan pelanggan yang mungkin berlangsung dalam jangka panjang.

Area-area ini sangatlah sensitif untuk sektor-sektor seperti finansial, layanan kesehatan, dah hukum, yang sangat bergantung pada kepercayaan dan privasi pelanggan.

Baca Juga: Prediksi Tren Keamanan Siber 2025: AI Bakal Jadi Perhatian

Untuk itu, para pakar menegaskan bahwa bisnis perlu fokus pada pembangunan kerangka kerja keamanan siber yang komprehensif, alih-alih hanya mengandalkan solusi yang didukung kecerdasan buatan.

Menurut Kaspersky, meskipun alat AI memainkan peran penting dalam pemantauan real-time dan deteksi ancaman, alat tersebut tidak cukup berdiri sendiri.

“Keamanan siber yang efektif memerlukan pendekatan berlapis yang mencakup perangkat keamanan canggih, pelatihan karyawan secara berkala, dan perencanaan respons insiden yang proaktif,” kata mereka.

“Hanya dengan menggabungkan teknologi, edukasi dan persiapan matang, bisnis dapat membangun pertahanan mumpuni untuk menghadapi tantangan dari ancaman yang digerakkan oleh AI yang kian canggih,” pungkasnya.

Leave a Reply