Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Lifestyle

Penyalahgunaan Obat Masih Jadi Tantangan Sektor Kesehatan

Ilustrasi apoteker

TopCareer.id – Sektor kesehatan Indonesia masih menghadapi sederet tantangan, salah satunya terkait pelaksanaan swamedikasi dan penyalahgunaan obat.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Noffendri Roestam dalam sebuah siniar mengungkapkan, 60 persen apoteker terkonsentrasi di Pulau Jawa, sementara sisanya tersebar di seluruh Indonesia.

“Pola ini juga terlihat di tingkat provinsi, mayoritas apoteker praktik di ibu kota dibandingkan kabupaten atau kota lainnya,” kata Noffendri, dikutip dari siaran pers, Kamis (9/1/2025).

Per Oktober 2024, Indonesia memiliki 106 ribu apoteker, namun distribusinya tidak merata sehingga menghambat layanan kesehatan di banyak wilayah.

Baca Juga: Cara Bijak Konsumsi Antibiotik Buat Cegah Resistensi Antimikroba

Noffendri mengatakan, setiap tahunnya sekitar 12 ribu apoteker baru lulus dari 70 perguruan tinggi farmasi di Indonesia.

Namun, tanpa insentif pemerintah untuk mendorong mereka mengabdi di daerah terpencil, pemerataan tenaga kesehatan tetap menjadi tantangan.

“Kita berharap apoteker tidak hanya praktik di kota besar, tetapi juga menjangkau daerah yang membutuhkan,” kata Noffendri.

Di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan tersebut, swamedikasi atau pengobatan mandiri untuk gangguan kesehatan ringan, muncul sebagai alternatif penting.

“Swamedikasi membantu masyarakat mengatasi gejala ringan sekaligus mengurangi beban fasilitas kesehatan,” kata Muhammad Fajri Adda’i, residen kardiologi dan dokter influencer.

Baca Juga: Waspada! Bakteri Kebal Antibiotik Bikin Orang Sakit Lebih Sulit Diobati

Namun, kata Fajri, edukasi merupakan kunci dari keberhasilan praktik ini, khususnya terkait pembelian dan penggunaan obat.

“Pembelian obat golongan bebas (tanda lingkaran hijau), dan bebas terbatas (tanda lingkaran biru) tanpa resep harus dilakukan dengan mematuhi aturan dosis di kemasan, karena penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan efek samping kerusakan organ dalam,” kata Fajri.

Dia juga menekankan bahwa pasien harus berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, apabila kondisinya tidak membaik dalam tiga hari.

Masalah lainnya adalah penyalahgunaan obat-obatan oleh oknum di beberapa daerah.

Obat-obatan yang pasokannya terbatas malah dicampur dengan minuman keras untuk menambah sensasi efek memabukkan dari minuman tersebut, yang malah merugikan masyarakat yang membutuhkan obat untuk swamedikasi.

Leave a Reply