TopCareer.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap penipuan yang saat ini semakin canggih, termasuk yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) seperti deepfake.
“Itu bukan hanya terjadi di luar. Ini sudah banyak dilaporkan juga di Indonesia,” kata Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK.
Dalam konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Desember 2024, Friderica mengatakan pelaku menelepon dengan video call, namun punya tampilan yang sama dengan orang yang dikenal.
Baca Juga: OJK: Kerugian Gara-Gara Penipuan Capai Rp 363 Miliar
“Di sini perlu lebih kritis, misalnya orang yang kita kenal tersebut, kita melihat fotonya seperti itu tapi kita lebih harus kritis apakah memang karakternya seperti itu,” kata Friderica.
Ia juga mengungkapkan dirinya pun sempat mengalami kejadian tersebut. Dalam pengalamannya, penipu mencoba berpura-pura sebagai rekan dari Friderica yang menghubungi pada malam hari.
“Saya langsung waspada, ternyata ketika saya WA kepada orang yang dipalsukan tersebut, dia mengatakan bahwa sudah ada tiga orang yang mengalami itu,” kata Friderica.
Hal ini pun membuat masyarakat harus lebih waspada dengan kejahatan penipuan yang memanfaatkan teknologi deepfake.
Baca Juga: OJK Perketat Aturan Usia dan Gaji Buat Minjam di Pinjol
“Seperti deepfake memungkinkan pelaku kejahatan untuk membuat konten palsu yang sangat meyakinkan, seperti video yang menyerupai wajah seseorang, suara, dan lain-lain,” kata Friderica.
Selain itu, AI juga bisa dipakai penjahat untuk membuat email phishing yang sangat personal dan meyakinkan, sehingga susah dibedakan dengan yang asli.
Friderica juga mengatakan, AI dapat disalahgunakan untuk menemukan celah keamanan dalam sistem dan mencuri data pribadi dalam jumlah besar.
“Untuk itu kami terus melakukan edukasi kepada masyarakat, termasuk melalui kantor OJK daerah,” kata Friderica.