Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

EdukasiTren

BRIN Dorong Penelitian Soal Virus HMPV di Indonesia

Ilustrasi flu. (dok. Medical News Today)

TopCareer.id – Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan, perlu dilakukan penelitian mengenai virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang beredar di Indonesia.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Telly Purnamasari Agus mengatakan, HMPV dibagi dalam dua subtipe yaitu subtipe A dan B.

Masing-masing subtipe tersebut memiliki beberapa subgrup dengan karakteristik yang berbeda.

Subtipe A terdiri dari subgrup A1 dan A2,yang dapat menyebabkan infeksi saluran nafas yang lebih berat, serta sering dikaitkan dengan kejadian wabah dibandingkan subtipe B.

Sementara, subtipe B terdiri dari subgrup B1 dan B2 dan cenderung menyebabkan infeksi yang lebih ringan, serta memiliki prevalensi yang lebih tinggi di musim tertentu.

Baca Juga: Pakar UGM: Virus HMPV Tak Berpotensi Pandemi

Telly mengatakan, penelitian terkait genetik virus HMPV untuk mengetahui karakteristik virus yang beredar di Indonesia, perlu dilakukan.

Selain untuk melihat subtipe mereka, hal ini juga dibutuhkan untuk mencari tahu apakah ada mutasi genetik dari virus tersebut.

“Pengembangan tes diagnostik cepat untuk mendeteksi HMPV juga diperlukan, terutama di daerah dengan fasilitas kesehatan terbatas,” kata Telly, dikutip dari siaran pers, Senin (20/1/2025).

“Selain itu, diperlukan penelitian klinis untuk mengetahui faktor risiko, keparahan penyakit dan komplikasi, tatalaksana pengobatan dan pengembangan vaksin sebagai upaya mengurangi dampak penyakit yang disebabkan HMPV,” ujarnya.

HMPV pertama kali diidentifikasi pada 2001, dari sampel pasien yang mengalami infeksi saluran pernapasan. Virus ini termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae dan genus Metapneumovirus.

Baca Juga: BRIN Ungkap Fenomena Astronomi Menarik yang Bakal Muncul di 2025

HMPV adalah virus RNA berantai tunggal yang memiliki struktur heliks, berbentuk seperti bola dan dilapisi oleh membran lipid yang mengandung protein-protein penting untuk infeksi dan pengikat sel target.

“Virus HMPV memiliki gejala yang mirip dengan virus influenza yang berasal dari genus Influenzavirus dan Covid-19 yang berasal dari genus Betacoronavirus,” kata Telly.

Gejala awal terjangkit HMPV sering ditandai dengan batuk, pilek, hidung tersumbat, demam ringan, kadang disertai sesak napas atau napas berbunyi, terutama pada anak dan bayi, yang bisa berlanjut menjadi bronkiolitis atau pneumonia.

Pada influenza juga memiliki gejala yang sama disertai nyeri otot, namun sifat demam umumnya lebih tinggi disertai gejala kelelahan yang lebih berat dibandingkan HMPV.

Sedangkan pada Covid-19, gejala khas yang tidak ditemui pada HMPV dan influenza adalah anosmia (hilang kemampuan untuk mencium bau), sering disertai sesak nafas pada lansia.

Baca Juga: Menkes: HMPV Sudah Lama Ada di Indonesia, Bukan Virus Baru

Virus ini bisa menular melalui yang keluar dari batuk, bersin, atau berbicara, dari orang yang terinfeksi. Selain kontak langsung, virus HMPV juga bisa menular melalui kontaminasi permukaan.

“Jika seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi seperti pegangan pintu, meja, atau benda lain yang terkontaminasi, maka penularan dapat terjadi jika orang tersebut menyentuh mata, hidung, atau mulut,” kata Telly.

Saat ini belum ada vaksinasi khusus untuk mencegah HMPV. Namun, berbagai upaya seperti menjaga kebersihan tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, efektif untuk mencegah penularan.

“Upaya pencegahan tersebut membutuhkan kerja sama seluruh lapisan masyarakat serta pentingnya edukasi masyarakat untuk implementasi pencegahan HMPV di Indonesia,” kata Telly.

Selain itu, Indonesia juga dapat menggandeng berbagai organisasi seperti WHO dan CDC dalam penelitian, untuk mengetahui tren global HMPV, serta sebagai upaya mitigasi dan dampak penyakit lintas negara.

Leave a Reply