TopCareer.id – Waralaba kopi Starbucks mengumumkan pemangkasan jumlah karyawan pada Jumat pekan lalu. Tidak diungkap berapa pekerja yang akan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
PHK yang dilakukan Starbucks ini merupakan bagian dari restrukturisasi staf perusahaan.
Dalam sebuah surat kepada karyawan, Chairman dan CEO Brian Niccol mengatakan bahwa perusahaan perlu memastikan semua pekerjaan memiliki pemilik yang jelas dan bertanggung jawab dalam membuat keputusan.
Selain itu, Starbucks juga harus mengurangi kerumitan dan bekerja lebih terpadu, tanpa terjebak dalam sekat-sekat antar tim.
Baca Juga: Meta Mau PHK 5 Persen Karyawan yang Tak Capai Target
“Ukuran dan struktur kita dapat memperlambat kita, dengan terlalu banyak lapisan, manajer tim kecil dan peran yang difokuskan terutama pada koordinasi pekerjaan,” ujarnya, dikutip dari AP News, Rabu (22/1/2025).
Namun, PHK ini tidak akan berdampak pada para barista di gerai-gerai Starbucks. Niccol pun mengungkapkan keputusan akan disampaikan lebih lanjut pada awal Maret 2025.
“Saya tidak menganggap enteng keputusan ini, dan saya menghargai bahwa ini akan menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran antara sekarang dan nanti,” kata Niccol.
“Saya ingin bersikap transparan tentang progres dan rencana kita dan memastikan Anda mendengar tentang pekerjaan ini langsung dari saya,” pungkasnya.
Baca Juga: Pakar UGM Ungkap Penyebab Naiknya Angka PHK di Indonesia
Starbucks memiliki sekitar 16.000 karyawan di divisi pendukung perusahaan, termasuk pemanggangan, distribusi, pergudangan, dan pengembangan toko.
Dari jumlah tersebut, 10.000 bekerja di Amerika Serikat dan 6.000 lainnya di negara-negara lain.
Perusahaan mengumumkan akan melakukan PHK pada staf pendukung, meski tidak merinci jumlah pasti karyawan yang terdampak. Secara keseluruhan, Starbucks mempekerjakan total 361.000 orang di seluruh dunia.
