Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Lifestyle

Tes Genetik Bisa Bantu Deteksi Dini Masalah Kesehatan

Ilustrasi genetik. (kjpargeter/freepik)

TopCareer.id – Pendekatan berbasis genetik jadi salah satu inovasi dalam sektor kesehatan preventif.

Hal ini seperti diungkap oleh Levana Sani, Co-founder & CEO Nalagenetics, yang mengatakan bahwa sekitar 40 persen dari penyakit dipengaruhi oleh faktor genetik.

“Dengan teknologi genetika, kita dapat memberikan solusi yang lebih tepat sasaran untuk pencegahan dan pengobatan,” kata Sani, dalam sebuah konferensi pers di Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Kamis (30/1/2025).

Menurut praktisi kedokteran genomik, Natalia Zwensi, analisis genomik mampu mendeteksi risiko kesehatan secara dini, memungkinkan perawatan yang personal dan berbasis data.

“Tes DNA bukanlah diagnosis, melainkan alat prediksi risiko sebelum gejala muncul. Dengan demikian, individu dapat mengambil langkah pencegahan lebih awal,” kata Natalia.

Baca Juga: Penggunaan AI di Kesehatan Harus Utamakan Keselamatan Pasien

Nalagenetics sendiri mengembangkan solusi DNA untuk mencegah penyakit seperti kanker, kardiometabolik, dan neurodegeneratif, serta menggaet komunitas untuk mendukung kelompok pasien dengan indikasi genetik tertentu.

Hal ini pun menciptakan pendekatan holistik dalam perawatan kesehatan.

Dari sisi keamanan, Sani mengatakan Nalagenetics telah menerapkan standar keamanan data ISO 27001 untuk melindungi privasi pasien.

Pada kesempatan yang sama, Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.id mengungkapkan, layanan telehealth masih populer dan jadi tren di kalangan anak muda.

Sebuah survei terbaru menunjukkan 69 persen anak muda Indonesia sudah menggunakan layanan telehealth, dengan sebagian besar menggunakan lebih dari satu aplikasi.

Tren ini didukung berbagai inovasi digital yang memungkinkan pemantauan kesehatan secara lebih personal dan berbasis data.

Baca Juga: Menkes: Rutin Cek Kesehatan, Biar Umur Panjang

Suwandi mengungkapkan, 47 persen responden menyebut pengeluaran yang dihabiskan untuk telehealth tertinggi ada di Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu.

“Separuhnya digunakan untuk pembelian atau suplemen. Ini menunjukkan bahwa kesadaran soal preventif daripada kuratif itu sudah mulai tinggi, mulai terlihat,” kata Suwandi.

Makin sadarnya generasi muda terhadap kesehatan juga terlihat dari 43 persen anak muda yang kini rutin memeriksakan diri ke dokter, setidaknya sekali dalam setahun.

“Mereka juga aktif menggunakan aplikasi telehealth untuk mengakses layanan kesehatan dengan mudah dan cepat,” Suwandi menambahkan.

“Generasi muda kini juga semakin memahami pentingnya pencegahan dini sebagai langkah vital untuk menjaga kesehatan, bukan hanya untuk menangani penyakit tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan,” imbuhnya.

Leave a Reply