Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Menaker: Dibanding Negara Lain, Skill Digital Pekerja Indonesia Masih Rendah

Menaker Yassierli menegaskan tidak ada PHK karyawan Sritex. (YouTube Sekretariat Presiden)

TopCareer.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyebut tingkat skill digital pekerja Indonesia masih tergolong rendah.

Hal ini dinyatakannya saat memberikan kuliah umum pembukaan perkuliahan semester genap 2024/2025 Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) di Jakarta, Senin (10/2/2025).

Dalam pemaparannya, mengutip keterangan tertulis, Yassierli menyebut keterampilan digital pekerja Indonesia masih rendah jika dibandingkan tolok ukur negara-negara maju, dengan angka baru 19 persen.

Sementara, kata Menaker, pekerja Indonesia yang memiliki skill digital spesifik atau advance hanya 6 persen.

Baca Juga: Menaker Ungkap 3 Pekerjaan Ini Dibutuhkan di Masa Depan, Tapi Keahliannya Langka di Indonesia

“Dibandingkan negara lain, kita kalah sepertiga hingga seperempatnya. Ini menjadi tantangan bahwa teknologi digital itu harus menjadi kompetensi yang kita miliki semua,” kata Yassierli.

Ia juga menambahkan, skor world digital competitiveness pekerja Indonesia juga masih tergolong rendah yaitu di angka 61 persen. Indonesia berada di peringkat 43 dari 67 negara dunia, serta posisi 11 dari 14 negara di Asia.

“Rendahnya skor world digital yang rendah ini berdampak pada produktivitas tenaga kerja kita yang masih rendah,” kata Yassierli.

Baca Juga: 10 Skill Ini Paling Berkembang Pesat di 2030

Kepada para mahasiswa Polteknaker, Yassierli pun berpesan agar mereka terus berinteraksi dan menyiapkan diri di era digital, dengan memiliki kompetensi yang diharapkan industri dan dunia kerja.

Mahasiswa juga harus bisa berpacu dan bersaing, untuk memenuhi kompetensi industri di era digital yang serba cepat berubah dan penuh ketidakpastian di era Vuca (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity).

Selain itu, mahasiswa juga diminta agar memiliki keingintahuan yang besar dan tidak boleh diblokir mindset-nya.

“Tapi harus diubah dari fixed mindset (kepribadian/karakter bersifat pasif) menjadi growth mindset (kepribadian/karakter bisa dikembangkan),” kata Yassierli.

Leave a Reply