Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

EdukasiTren

Anggaran Beasiswa-KIP Kuliah Terancam Efisiensi, Mendikti Usul Tak Dipangkas

Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro. (YouTube Komisi X DPR RI Channel)

TopCareer.id – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mengungkapkan adanya potensi pemangkasan anggaran beasiswa, sebagai imbas dari efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah.

Hal ini diungkap oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI di Jakarta, Rabu (12/2/2025).

Dalam pemaparannya, ia mengungkapkan sejumlah bantuan sosial beasiswa yang berpotensi terimbas efisiensi anggaran.

Beasiswa ini termasuk Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik), Beasiswa Kerja Sama Negara Berkembang (KNB), serta beasiswa dosen dan tenaga kependidikan.

Baca Juga: Efisiensi Anggaran Pemerintah, Pakar Ingatkan Dampak ke Produktivitas Pekerja

“Beasiswa ada KIP Kuliah pagu awalnya Rp 14,698 triliun, kemudian efisiensi oleh Dirjen Anggaran sebesar Rp 1,31 triliun atau 9 persen,” kata Satryo, dikutip dari siaran daring.

“Kami usulkan kembali supaya tetap pada pagu semula yaitu Rp 14,698 triliun, karena ini termasuk kategori yang tidak kena efisiensi,” imbuhnya.

Sementara, untuk BPI dan Beasiswa Adik, terkena efisiensi anggaran 10 persen dari pagu awal masing-masing Rp 194 miliar dan Rp 213 miliar.

“Beasiswa KNB pagu awalnya Rp 85,348 miliar dipotong oleh DJA 25 persen, kami kembalikan pada pagu semula karena kategorinya tidak kena efisiensi,” kata Satryo.

Untuk beasiswa dosen dan tendik, memiliki pagu awal Rp 235 miliar dan terkena efisiensi 25 persen.

Baca Juga: Efisiensi Anggaran, Beasiswa Kemenkeu 2025 Dibatalkan

Dalam rapat tersebut, Satryo juga mengatakan untuk pagu awal tunjangan dosen non PNS yaitu Rp 2,7 triliun dengan efisiensi 25 persen atau sekitar Rp 676 miliar.

“Kami usulkan karena ini tidak terkena efisiensi, maka kami usulkan kembali supaya tidak ada efisiensi sehingga pemotongannya itu 0 persen, kembali ke angka Rp 2,7 triliun,” ujarnya.

Ia pun mengatakan, komponen-komponen seperti beasiswa dan tunjangan dosen tidak seharusnya terkena pemangkasan karena dinilai krusial.

“Untuk komponen ini gaji, tunjangan, dan beasiswa, pagu yang kami usulkan yaitu pagu semula sebesar Rp 31,645 triliun,” kata Satryo.

Lebih lanjut, Satryo pun berharap agar pemotongan yang diterima Kemdiktisaintek mencapai Rp 14,3 triliun dari Rp 56,6 triliun, namun menjadi hanya Rp 6,785 triliun.

Leave a Reply